Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Arkeolog Soal Temuan Rel Trem di Lokasi Proyek MRT Fase 2A

Kompas.com - 27/12/2021, 20:00 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT MRT Jakarta (Perseroda) menemukan jalur kereta atau rel trem di lokasi proyek MRT Jakarta Fase 2A CP203 segmen Glodok-Kota.

Rel trem yang diduga peninggalan sejarah tersebut ditemukan di bawah tanah dengan kedalaman bervariasi yaitu sekitar 15 sentimeter hingga 110 sentimeter dari permukaan jalan.

Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Nasional Junus Satrio Atmodjo mengatakan rel trem yang ditemukan di Jalan Pintu Besar Selatan merupakan bagian dari sisa peninggalan sejarah di zaman Belanda. 

Baca juga: Ada Rel Trem Ditemukan di Lokasi Proyek MRT Jakarta Fase 2A Glodok

Junus yang juga merupakan arkeolog ini bahkan telah memperkirakan akan ditemukannya rel trem yang berlokasi di sepanjang jalan mengarah ke Kota Tua tersebut.

"Dari data yang kami peroleh di jalur CP02 dan CP03 ini akan ada situs arkeologi yang sudah terekam sejak zaman Belanda. Khusus di Jalan Pintu Besar Selatan ini, kami juga sudah memperkirakan akan ditemukan rel trem ini," kata Junus dalam acara forum jurnalis MRT Jakarta secara virtual, Senin (27/12/2021).

Junus menjelaskan, beberapa tahun lalu telah ditemukan rel trem serupa yang berlokasi di dekat Museum Fatahillah.

"Jadi kami bisa memperkirakan bahwa rel trem yang sama akan ditemukan juga di lokasi sekitarnya," tuturnya.

Rel trem yang ditemukan saat ini diperkirakan menjadi rel trem tertua kedua di Indonesia setelah rel trem pertama yang menghubungkan Semarang dengan Ketanggung yang dibangun pada tahun 1869.

"Jadi dua tahun setelah rel trem yang pertama dibangun, selanjutnya barulah dibangun rel trem di Jakarta. Sehingga rel trem di Jakarta ini diperkirakan juga menjadi rel trem tertua di Indonesia," ujarnya.

Rel trem yang ditemukan di lokasi proyek MRT Fase 2A ini juga masih dalam kondisi baik.

Karenanya, Tim Ahli Cagar Budaya Nasional bersama dengan MRT Jakarta dan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta hingga saat ini terus membahas upaya pengangkatan, pemindahan serta pemugaran rel trem tersebut.

"Masih akan kami bahas terutama bagaimana mekanisme mengangkat dan memugarnya kembali. Intinya ini upaya untuk meyelamatkan warisan budaya yang sangat berharga. Karena itu, kami, Tim Ahli Cagar Budaya tentu akan turut serta dalam upaya menjaga peninggalan sejarah masa lalu ini," papar Junus.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Hendry Wardhana mengapresiasi MRT Jakarta atas komitmennya dalam upaya menjaga dan melestarikan cagar budaya.

"Kami Disbud DKI Jakarta mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada MRT Jakarta yang sudah banyak miliki peran serta bukan hanya bangun secara fisik MRT tetapi menjaga dan melestarikan cagar budaya yang ditemukan di sepanjang jalur proyek tersebut," kata Iwan.

Iwan menilai MRT Jakarta sejak awal telah memiliki perhatian yang cukup besar terhadap pelestarian cagar budaya.

Hal seperti ini seharusnya dapat menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain baik BUMN, BUMD dan juga swasta dalam melaksanaan pengerjaan proyek tertentu.

"Terbukti MRT Jakarta juga sebelumnya telah merelokasi cagar budaya Tugu Jam Thamrin ke Monas. Hal ini sudah semestinya dicontoh oleh perusahaan-perusahaan lainnya terutama dalam melaksanakan proyek konstruksi," tuntas Iwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com