Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Mana Sumber Dana Pengembang Bangun Rumah? Ini Rinciannya

Kompas.com - 15/11/2021, 06:00 WIB
Muhdany Yusuf Laksono,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembang properti memiliki peranan penting untuk mendukung kebijakan Pemerintah dalam hal penyediaan rumah bagi masyarakat.

Pengembang tentunya memiliki sejumlah sumber modal untuk dapat melaksanakan pembangunan properti. Lalu, dari mana saja sumber biayanya?

Hal ini tersaji dalam hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) triwulan III-2021 yang diterbitkan Bank Indonesia (BI).

Survei ini dilakukan terhadap sampel pengembang proyek perumahan (developer) di 16 kota yaitu Jabodebek dan Banten, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta.

Kemudian, Manado, Makasar, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Bandar Lampung, Palembang, Padang, Medan, Batam, dan Balikpapan.

Baca juga: Penjualan Properti Masih Seret di Triwulan III, Ini Pemicunya

Survei yang dilaporkan BI tidak hanya memuat tentang indeks harga maupun penjualan properti residensial, melainkan juga sumber pembiayaan. Baik dari sisi pengembang maupun konsumen.

Pada triwulan III-2021, sumber pembiayaan pengembang dalam pembangunan properti residensial utamanya berasal dari dana internal yang mencapai 65,87 persen terhadap total modal perusahaan.

Sumber pembiayaan berikutnya yang digunakan oleh pengembang antara lain pinjaman perbankan sebesar 22,24 persen dan pembayaran dari konsumen 9,21 persen.

Berdasarkan komposisi dana internal, porsi terbesar berasal dari laba ditahan sebesar 49,24 persen, dan diikuti modal disetor 46,98 persen.

Sementara dari sisi konsumen, pembelian properti residensial mayoritas masih dibiayai dari fasilitas kredit kepemilikan rumah (KPR).

Baca juga: Medan, Pekanbaru, dan Padang Tumbuh Paling Lambat soal Indeks Harga Properti Residensial

Hasil survei mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen yakni 75,38 persen membeli properti residensial dengan menggunakan fasilitas KPR.

Sedangkan konsumen yang membeli dengan tunai bertahap sebanyak 17,79 persen, dan secara tunai sebanyak 6,25 persen.

Pada triwulan III-2021, pertumbuhan KPR dan KPA secara tahunan tercatat meningkat
sebesar 9,39 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan 7,24 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Sementara secara triwulanan, penyaluran KPR dan KPA tumbuh sebesar 2,64 persen (qtq), sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 2,67 persen (qtq).

Selanjutnya, pencairan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada triwulan III-2021 tercatat sebesar Rp 6,73 triliun atau tumbuh sebesar 218,36 persen (yoy).

Meningkat signifikan dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat kontraksi -59,12 persen (yoy).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com