JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno meresmikan Jalan Layang Mohamed bin Zayed (MBZ), Senin (12/4/2021).
“Maka, pagi hari ini, saya dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) atas nama Bapak Presiden secara resmi mengubah nama Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated resmi menjadi Jalan Layang MBZ,” ucap Pratikno.
Peresmian ini ditandai dengan penekanan tombol sirene yang dilakukan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Duta Besar RI untuk UEA Hasan Bagis, serta Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Indonesia Abdullah Salem Obeid Al Dhaheri.
Nama MBZ diabadikan sebagai pengganti nama Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek) atau Tol Japek II Elevated.
Hal ini sebagaimana tertuang dalam Surat Izin Menteri PUPR Nomor BM.07.02-Mn/635, tertanggal 8 April 2021.
Baca juga: Ini Alasan Pemerintah Mengabadikan MBZ Jadi Nama Jalan Layang
Sebelumnya, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Subakti Syukur mengatakan, penggantian nama Tol Layang Japek menjadi Jalan Layang Mohamed Bin Zayed merupakan permintaan resmi dari Sekretariat Presiden Republik Indonesia.
Karena penggantian nama ini merupakan permintaan resmi, Jasa Marga selaku pengelola tol layang ini siap melaksanakan perintah.
Untuk diketahui, Mohamed bin Zayed atau nama lengkapnya Mohamed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan merupakan Pangeran mahkota Abu Dhabi dan deputi komandan tertinggi Pasukan Angkatan Darat Uni Emirat Arab (UEA).
Nama MBZ dikenal publik Indonesia setelah Presiden Jokowi memberi kepercayaan kepadanya untuk menjadi Ketua Dewan Pengarah Pembangunan Ibu Kota Baru.
Posisi Dewan Pengarah Pembangunan Ibu Kota Baru juga diisi oleh dua nama lain, yaitu Masayoshi Son dan Tony Blair.
Baca juga: Catat, Rincian Tarif Integrasi Tol Layang Jakarta-Cikampek
Ketiganya berperan dalam memberi masukan dan nasihat, mempromosikan serta membangun kepercayaan investor global agar mau berinvestasi di Indonesia.
Selain itu, MBZ juga berperan dalam rencana investasi 10 miliar dollar AS atau setara Rp 144 triliun yang akan ditempatkan pada dana kelolaan Indonesia Investment Authority (INA).
Jalan bebas hambatan berbayar ini merupakan jalan tol layang terpanjang dan menjadi jalan tol bertingkat (double decker motorway) pertama di Indonesia karena dibangun di atas Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Baca juga: Tol Layang Jakarta-Cikampek Bakal Dilengkapi Parkir Darurat
Tujuan dibangunnya jalan tol ini adalah untuk memisahkan pergerakan komuter jarak pendek Jakarta-Bekasi-Cikarang (lajur kolektor/eksisting) dengan pergerakan jarak jauh tujuan Cirebon, Bandung, Semarang, dan Surabaya (lajur ekspres/layang), khususnya golongan I non-bus.
Pembangunan Jalan Tol Layang Japek dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk bersama PT Acset Indonusa Tbk dengan skema KSO.
Pengusahaannya dilakukan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) yang merupakan anak usaha dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk dengan nilai investasi Rp 16,2 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.