JAKARTA, KOMPAS.com - Anda pasti pernah mendengar istilah jalan beton dan jalan aspal dalam pembangunan infrastruktur konektivitas.
Namun, tahukah Anda, apa kelebihan dan kekurangannya?
Jalan beton sejatinya merupakan bangunan jalan yang dibuat melalui perkerasan kaku atau (rigid pavement) yaitu konstruksi perkerasan dengan bahan baku agregat dan menggunakan semen sebagai bahan pengikatnya.
Jalan beton memiliki tingkat kekakuan yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan perkerasan aspal yang menggunakan perkerasan lentur.
Baca juga: AIIB Siap Danai Proyek Tol Trans-Sumatera
Hal tersebut menjadikan jalan beton dinilai jauh lebih unggul dan bahkan lebih mampu menahan beban yang lebih besar.
Itulah mengapa di jalan-jalan tol, kita menemui bagian atau segmen yang sebagian dibeton, sebagian lainnya diaspal.
Berikut lima kelebihan dari jalan beton :
1. Dapat digunakan pada struktur tanah lemah
Kelebihan jalan beton adalah dapat digunakan pada struktur tanah yang lemah atau ekspansif yang California Bearing Ratio (CBR)-nya rendah.
Artinya, pembangunan jalan dengan perkerasan kaku ini dapat dilakukan tanpa melakukan perbaikan tanah terlebih dahulu.
Dengan kekakuan atau modulus elastisitas beton semen yang lebih besar, konstruksi perkerasan kaku mempunyai kemampuan penyebaran beban yang lebih tinggi dari perkerasan lentur
Sebagai akibatnya, lendutan menjadi lebih kecil serta tegangan yang bekerja pada tanah dasar juga rendah, karena itu perkerasan kaku tidak memerlukan daya dukung pondasi yang kuat.
2. Tahan terhadap genangan air dan banjir
Jalan beton juga dinilai tahan terhadap genangan air dan banjir.
Artinya, secara kualitas struktur jalan, jalan beton memiliki kekuatan dan ketahanan bahkan tidak mudah rusak meskipun tergenang banjir.