Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerak Maju Tol Trans-Sumatera, Katalis Pertumbuhan Kawasan Industri Baru

Kompas.com - 31/03/2021, 09:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Dengan segala upaya dan terobosan yang memudahkan mobilitas masyarakat ini, JTTS pun mengalami lonjakan trafik lalu lintas.

Pada momentum Lebaran tahun 2020 saja, ketika ada kebijakan larangan mudik dan penyekatan, sebanyak 613.395 kendaraan yang melintas.

Sementara untuk libur Lebaran tahun ini, Hutama Karya memprediksi akan ada peningkatan volume lalu lintas hingga lebih dari 50 persen.

Hal ini seiring dengan bertambahnya ruas tol operasional yang siap dilintasi masyarakat.

Menurut Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian, panjang JTTS yang bisa digunakan adalah 672,49 kilometer.

Pertumbuhan kawasan

Budi menyadari, keberadaan JTTS memberikan manfaat besar bagi mobilitas masyarakat di wilayah Pulau Sumatera.

"Dengan beroperasinya JTTS, mendorong wilayah-wilayah yang dilintasi memiliki daya saing. Transportasi logistik lebih cepat dan efisien, komoditas dan hasil bumi akan terdistribusi merata," tutur Budi.

Seperti diketahui Pulau Sumatera menghasilkan sejumlah komoditas penting yang menjadi andalan dan feeding the world.

Di antaranya kelapa sawit 7,1 juta hektar, karet 2,56 juta hektar, kelapa 1,14 juta hektar, kopi 774.700 hektar, tebu 148.400 hektar dan teh 15,600 hektar serta tembakau 5.700 hektar.

Komoditas andalan ini menjadikan Pulau Sumatera sebagai wilayah dengan kontribusi terbesar setelah Pulau Jawa terhadap pertumbuhan ekonomi Nasional dengan porsi 21,36 persen.

Tentu saja Hutama Karya memandang ini sebagai kesempatan untuk dapat memainkan peran lebih luas dengan menggandeng mitra investor baik domestik maupun internasional.

Kesempatan tersebut berupa realisasi investasi dalam negeri dan asing di Pulau Sumatera yang mencapai angka Rp 200,7 triliun sepanjang tahun 2020.

Capaian ini merupakan tertinggi kedua setelah Pulau Jawa. Dan beroperasinya sejumlah ruas JTTS ikut mengatrol realisasi investasi meski kondisi pandemi Covid-19 belum usai.

Untuk mengambil peran lebih luas, Budi menuturkan, Hutama Karya berencana membangun kawasan industri berbasis teknologi 4.0.

Rencana ini dinilai Director Advisory Services Colliers Indonesia Monica Koesnovagril sebagai langkah tepat, bahwa kawasan industri merupakan salah satu sektor properti yang cocok dikembangkan.

Besarnya skala perkebunan di Pulau Sumatera membutuhkan fasilitas pendukung dalam hal industri dan pengolahan, gudang, logistic center, cold storage, dan data center, potensial untuk dibangun secara terpadu dalam kawasan industri.

"Maka, pilihan untuk mengembangkan kawasan industri di sepanjang JTTS adalah tepat," ucap Monica.

Menurut Budi, kawasan industri ini akan didukung oleh penyediaan infrastruktur utama, seperti energi, air, dan pengolahan limbah.

Dengan adanya kawasan industri tersebut diharapkan dapat menimbulkan aktivitas ekonomi positif serta membawa dampak meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) Sumatera.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com