Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Michael Widjaja Bangun Biomedical Campus, Menkes: You Are Picking The Right Sector

Tak main-main, untuk membangun fasilitas ini, Sinarmas Land merogoh kocek sekitar Rp 2 triliun yang mencakup ongkos pembangunan gedung dan peralatan yang mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan.

Mafhum jika kemudian Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melontarkan pujian kepada Group CEO Sinarmas Land Michael Widjaja.

Bahwa apa yang dilakukan oleh generasi ketiga klan Widjaja ini merupakan keputusan bisnis yang tepat.

"You are picking the right sector. Bukan hanya membangun properti, tapi juga properti kesehatan. (Rumah Sakit) Eka Hospital udah paling bener. Selain besar opportunity-nya, this (healthcare) is the right priority. Sehat is the most and the best priority in every human being," tutur Budi, saat menghadiri peluncuran Biomedical Campus, di BSD City, Sabtu (2/12/2023).

Lantas Budi membeberkan peluang bisnis kesehatan pada masa depan di Indonesia. Saat ini, rerata pengeluaran kesehatan atau healthcare spending per kapita orang Indonesia sekitar 130-140 dollar AS per tahun, dengan outcome rerata usia hidup 72 tahun.

Sementara Malaysia, jiran terdekat, memiliki rerata usia hidup 76 tahun sebagai hasil dari healthcare spending 432 dollar AS per tahun.

Jangan bandingkan dengan Singapura sebagai salah satu negara dengan rerata usia hidup tertinggi di dunia yakni 84 tahun, healthcare spending-nya mencapai 2.800 dollar AS per tahun.

Lain lagi dengan Amerika yang rerata usia hidupnya 80 tahun, namun healthcare spending-nya lebih mahal dari Singapura yakni 11.000 dollar AS per tahun.

Jika healthcare spending orang Indonesia meningkat dari 130 dollar AS menjadi 430 dollar AS dalam lima tahun, maka rerata usia hidup menjadi 76 tahun.

"Dan peluangnya akan sangat besar, marjin 300 dollar AS dalam lima tahun dikali 280 juta orang akan menghasilkan angka 85 miliar dollar AS," jelas Budi.

Sedangkan jika Indonesia naik level seperti Singapura, imbuh Budi, maka peluangnya akan lebih dari 700 miliar dollar AS.

"Karena itu, saya bilang ke Michael Widjaja (Group CEO Sinarmas Land), 'Kalau mau invest, we have to enter loan. Ini huge opportunity, congrats you are picking the right sector. Bukan hanya properti tapi juga properti kesehatan. Bukan hanya kelapa sawit tapi kelapa sawit yang dihubungkan dengan kesehatan," cetus Budi.

Budi memastikan, Pemerintah akan mendukung sektor swasta dengan membangun sistem kesehatan, melalui pembuatan regulasi (peraturan pemerintah), khususnya biomedical, yang saat ini sedang dalam proses.

Kemudian Pemerintah juga akan membereskan masalah mekanisme pendanaan sektor kesehatan.

Budi menyadari, Pemerintah memerlukan peran swasta baik dari sisi penyediaan fasilitas laboratorium, lokasi, sumber daya manusia (SDM), dan juga soft skills berupa profesionalisme.

"Enggak semua datang dari government. Datangnya dari private sector, Karena Pemerintah enggak akan mungkin kuat," cetus Budi.

Dalam kesempatan tersebut, Group CEO Sinarmas Land Michael Widjaja menjelaskan, Biomedical Campus merupakan inovasi terbaru dan komitmen Perusahaan untuk menghadirkan sarana prasarana, sumber daya, dan layanan kesehatan di BSD City.

Dia optimistis kehadiran Biomedical Campus dapat mendukung upaya pemerintah untuk melakukan penelitian dan pengembangan kesehatan yang memperkuat sistem kesehatan nasional dengan menghadirkan peneliti dan tenaga kesehatan berkualitas yang dapat bersaing di tingkat internasional.

Selain itu, Michael mengharapkan dukungan penuh pemerintah. Hal ini mengingat inisiatif sektor swasta di bidang kesehatan memerlukan investasi yang luar biasa besar.

Karena itu, regulasi dan funding mechanism harus segera diterbitkan, agar semakin banyak swasta-swasta lainnya ikut berkontribusi dalam mengakselerasi layanan kesehatan Tanah Air.

"Semoga Biomedical Campus dapat menjadi magnet bagi perusahaan terkemuka dari seluruh dunia untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu tempat pengembangan riset dan teknologi kesehatan," ujar Michael.

Biomedical Campus berada di gedung pintar (smart building) yang menempati lahan seluas 11.800 meter persegi dengan luas bangunan 31.800 meter persegi.

Terdapat sejumlah layanan utama di Biomedical Campus yakni gedung perkantoran, smart business center, experience center, makerspace serta fasilitas F&B.

Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, cepat dan akurat, Biomedical Campus menggunakan teknologi digital twin dari Microsoft.

Teknologi ini mengubah manajemen pengelolaan gedung yang dulunya manual dan terbatas pada pemeriksaan fisik, menjadi digital, prediktif dan akurat.

Gedung pintar Biomedical Campus juga akan menawarkan smart experience bukan hanya bagi pengelola gedung namun juga pada tenant dan pengunjung.

Sistem dan subsistem gedung didesain menggunakan Visitor Management System (VMS) yang akan memberikan kemudahan akses masuk secara Face Recognition (FR) atau Quick Response (QR) Code.

Biomedical Campus direncanakan mulai beroperasi pada Juni 2024.

https://www.kompas.com/properti/read/2023/12/02/193000121/michael-widjaja-bangun-biomedical-campus-menkes-you-are-picking-the

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke