Ternyata, kata "Argo" berasal dari bahasa Jawa kuno yang berarti gunung.
Maka dari itu, tak heran jika kereta api yang disematkan dengan awalan kata ini akan diikuti oleh nama gunung yang dengan kota tujuan atau yang dilalui oleh KA-nya.
Beberapa contohnya adalah Argo Bromo Anggrek (Gambir-Surabaya Pasarturi pp), Argo Semeru (Gambir-Surabaya Gubeng pp), dan Argo Wilis (Bandung-Surabaya Gubeng pp).
Kemudian, ada juga Argo Sindoro, Argo Muria, dan Argo Merbaru (Gambir-Semarang Tawang Bank Jateng pp), serta Argo Lawu (Gambir-Solo Balapan pp).
Menawarkan waktu tempuh yang cepat
KA yang memiliki awalan kata Argo biasanya memiliki waktu tempuh yang lebih cepat, atau stasiun pemberhentian yang lebih sedikit dibandingkan dengan lainnya di rute atau relasi yang sama.
Dalam beberapa kesempatan, KA dengan awalan nama Argo ini bahkan mengalami percepatan waktu tempuh yang signifikan.
Dahulu, KA Argo disematkan pada layanan kereta eksekutif sekaligus menjadi layanan kelas tertinggi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.
Namun, saat ini ada beberapa KA dengan awalan Argo yang memiliki kelas layanan campuran seperti di bawah ini:
Kedua KA di atas menjadi KA yang dinamai dengan awalan kata Argo, namun nama belakangnya bukan merujuk pada nama gunung.
KA Argo yang nama keduanya juga tidak merujuk nama gunung adalah Argo Dwipangga.
https://www.kompas.com/properti/read/2023/11/06/150000021/ketahui-ini-arti-kata-argo-dalam-nama-kereta-api