Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Bangunan Gedung Tinggi Jadi Biang Kerok Turunnya Muka Tanah?

Tanah tidak dapat lagi menahan beban dari bangunan yang menjulang tinggi. Hal itu mengakibatkan kontur daratan lebih rendah dari permukaan air di wilayah pesisir.

Jimmy S. Juwana, Ahli Konstruksi dari Universitas Trisakti menyampaikan, penurunan muka tanah ada yang terjadi dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

"Namun penurunan (muka tanah) jangka panjang itu kemudian diperparah dengan adanya pemompaan air tanah yang berlebihan," ujarnya dalam seminar virtual berjudul Arsitektur Menara - Indah dan Kokoh, pada Kamis (15/06/2023).

Karena apabila keseimbangan air di dalam tanah berkurang, tentu akan memengaruhi daya dukung tanah yang terdiri dari air dan tanah.

Minimnya kadar air di dalam tanah akan membuat komposisi tanah berongga, sehingga menyebabkan permukaannya menurun.

"Adanya masalah penurunan tidak serta-merta disebabkan oleh kesalahan desain pondasi, tetapi juga ada kemungkinan karena perilaku masyarakat yang sampai saat ini masih menggunakan air tanah sebagai pengganti PDAM yang layanannya terbatas," tukas Jimmy.

Sementara itu, Ardi Jahya, Principal Arsitek PT Airmas Asri menambahkan, penggunaan air tanah di kawasan bangunan gedung tinggi bisa menyebabkan penurunan muka tanah.

"Oleh sebab itu di Jakarta dilarang gedung-gedung mengambil air dari tanah, harus menggunakan air PDAM itu salah satu tindakan pencegahan," pungkasnya.

https://www.kompas.com/properti/read/2023/06/16/123000221/benarkah-bangunan-gedung-tinggi-jadi-biang-kerok-turunnya-muka-tanah-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke