Catat, Hanya Lima Provinsi yang Tak Lagi Punya Desa Tertinggal

Desa-desa ini dibagi menjadi lima kategori berdasarkan perkembangannya, yaitu desa mandiri, desa maju, desa berkembang, desa tertinggal, dan desa sangat tertinggal.

Perkembangan desa di Indonesia sempat menurun pada tahun 2021 karena adanya pandemi Covid-19 sehingga persentase desa sangat tertinggal meningkat 3,14 persen dari 3,53 persen menjadi 6,75 persen.

Untungnya, perkembangan desa tahun ini meningkat drastis, ditandai dengan pertambahan desa mandiri hingga 2 kali lipat dari tahun sebelumnya.

Namun demikian, tercatat hanya lima provinsi di Indonesia yang berhasil mengembangkan desa-desanya hingga tidak ada lagi desa tertinggal dan desa sangat tertinggal per tahun 2022.

Lima provinsi tersebut yaitu provinsi Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kepulauan Bangka Belitung. 

Berikut data lengkapnya:

1. Bali: 386 desa mandiri, 218 desa maju, dan 32 desa berkembang.
2. DIY: 184 desa mandiri, 197 desa meju, dan 11 desa berkembang.
3. Jawa Barat: 1.130 desa mandiri, 2.511 desa maju, dan 1.671 desa berkembang.
4. Jawa Timur: 1.490 desa mandiri, 3.906 desa maju, dan 2.326 desa berkembang.
5. Kepulauan Bangka Belitung: 42 desa mandiri, 155 desa maju, dan 112 desa berkembang.

Dari kelima provinsi ini, Jawa Timur memiliki desa mandiri terbanyak dibandingkan provinsi-provinsi lainnya.

Banyaknya desa mandiri belum tentu menjamin kesuksesan daerah tersebut dalam mengembangkan desa-desanya. Pemerintah daerah masih perlu memerhatikan keadaan desa-desa lainnya agar dapat terus berkembang.

Perkembangan desa dinilai berdasarkan tiga indeks, yaitu Indeks Ketahanan Sosial yang mencakup pendidikan, kesehatan, modal sosial, dan permukiman.

Kemudian Indeks Ketahanan Ekonomi yang mencakup keragaman produksi masyarakat, akses pusat perdagangan dan pasar, akses logistik, akses perbankan dan kredit, dan keterbukaan wilayah.

Terakhir, Indeks Ketahanan Ekologi/Lingkungan yang mencakup kualitas lingkungan, bencana alam, dan tanggap bencana.