Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bangun Rumah di Lahan Bekas Sawah, Bagaimana Caranya?

Namun, sawah diketahui memiliki tanah gembur dan berair. Kondisi ini tidak baik untuk fondasi bangunan dan berisiko menyebabkan air merembes ke dalam rumah.

Anggota Dewan Pertimbangan yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Davy Sukamta mengatakan, sawah memiliki jenis tanah lempung organik.

Jenis tanah ini berpotensi mengembang dan bisa merusak lantai bangunan. Karenanya, lahan untuk membangun rumah sebaiknya bukan jenis lempung organik.

Adapun lempung organik adalah tanah subur dengan ciri warna sedikit kehitaman. Pada musim kemarau, lempung organik akan terlihat retak-retak seperti kulit telur.

“Fondasi duduk di lapisan tanah yang baik, bukan lempung organik,” jelas Davy kepada Kompas.com, Jumat (10/6/2022).

Namun apabila tanah yang akan digunakan untuk membangun rumah adalah lempung organik, solusi yang bisa diambil adalah dengan mengupas lapisan tanah.

“Biasanya kalau bekas sawah memang harus dikupas lapisan atasnya,” tambah Davy.

Solusi lain yang ditawarkan adalah dengan mencampur kapur yang ditumbuk di atas tanah untuk stabilisasi.

Lantas, apakah menanam pohon pisang di lahan bekas sawah bisa membuat tanah menjadi tidak gembur?

Davy menjelaskan, menanam pohon pisang tidak ada kaitannya dengan kondisi tanah untuk kualitas fondasi.

“Kemungkinan dari segi tanahnya, kalau ditanam pisang tidak perlu air, jadi tanah tidak tambah gembur,” Davy kembali menjelaskan.

Adapun menanam pohon pisang di lahan bekas sawah untuk membuat tanah tidak gembur dan mengantisipasi air merembes ke bangunan adalah kepercayaan keliru yang tersebar di masyarakat.

https://www.kompas.com/properti/read/2022/06/10/110000021/bangun-rumah-di-lahan-bekas-sawah-bagaimana-caranya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke