Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Sejumlah PR Terkait Keamanan Pemudik ke Sumatera Tahun Depan

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, mudik kali ini berbeda dengan mudik sebelumnya, di mana sebanyak 85,5 juta orang berkeinginan untuk melakukan perjalanan pulang kampung setelah dua tahun sempat ditiadakan akibat pandemi.

Sehingga menurutnya, pelayanan yang diberikan oleh petugas masih belum maksimal karena melonjaknya animo masyarakat.

“Oleh karenanya kami sampaikan permohonan maaf belum bisa memenuhi harapan semua pihak," kata Menhub Budi dalam keterangannya, Senin (9/5/2022).

Sementara khusus di Pulau Sumatera, menurut data PT Hutama Karya (Persero) sebanyak 2,6 juta kendaraan tercatat melintasi Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) yang dikelolanya selama masa mudik Lebaran.

Berkat berbagai persiapan yang telah dilakukan, Hutama Karya mengklaim tidak ditemukan kepadatan kendaraan di JTTS selama periode mudik Lebaran kemarin.

Kendati demikian, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno mengatakan, faktor keamanan menjadi pertimbangan pemudik yang ingin menyebrang ke Sumatera.

"Apalagi berombongan, faktor keamanan di Pulau Sumatera menjadi pertimbangan pemudik menyeberang melalui Pelabuhan Penyeberangan Merak saat malam hari dan tiba di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni pagi dan selanjutnya dapat melanjutkan perjalanan dengan aman," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (10/5/2022).

Terlebih mengingat semakin panjangnya JTTS yang kian memantik pemudik ke Sumatera menggunakan kendaraan pribadi.

Oleh karena itu, Djoko memaparkan sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang harus diupayakan guna menjamin keamanan pemudik di Sumatera pada periode selanjutnya.

Misalnya dengan keamanan di rest area sepanjang Tol Jakarta-Merak dan melakukan sosialisasi sistem tiket daring yang harus lebih masif.

Selain itu, perlu adanya pemisahan angkutan logistik dan penumpang di saat mudik dan balik Lebaran, perluasan area parkir kendaraan bermotor di Pelabuhan Merak hingga pemusnahan praktek calon tiket agar pemudik merasa leih nyaman.

Menurut Djoko, program mudik gratis juga perlu diperbanyak dan diperluas hingga ke Sumatera.

"Untuk menghindari kursi kosong mudik gratis, diperlukan koordinasi antar pengelola mudik gratis," tambahnya.

Misalnya, pendaftaran mudik gratis dengan satu jaringan dan melakukan pemberangkatan dari terminal yang bisa sekaligus dimanfaatkan untuk mengedukasi masyarakat.

Tak hanya itu, pemerintah juga dinilai perlu menganggarkan dana alokasi khusus (DAK) untuk pembenahan transportasi umum di daerah-daerah tujuan mudik.

Selama ini, salah satu faktor pendorong banyak pemudik pilih menggunakan kendaraan pribadi adalah ketiadaan transportasi umum yang memadai di kampung halaman.

"Itu mestinya pemerintah pusat punya dana alokasi khusus (DAK) untuk membenahi transportasi umum di daerah," Djoko kembali memaparkan.

Meskipun saat ini, sudah terdapat beberapa transportasi umum di Sumatera yang beroperasi, seperti Trans Metro Deli di Medan dan Trans Musi Jaya di Palembang.

Sayangnya, pilihan angkutan umum tersebut hanya tersedia di pusat kota dan belum menyentuh area terpencil.

"Angkutan pedesaan sudah pada mati, itu juga harus dihidupkan kembali, sehingga mereka yang di desa bisa ke kota untuk Lebaran dan sebaliknya," pungkas Djoko.

https://www.kompas.com/properti/read/2022/05/11/120000321/ini-sejumlah-pr-terkait-keamanan-pemudik-ke-sumatera-tahun-depan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke