Jalur Puncak II Kurang Lahan, Kawasan Sirkuit Sentul Akan Dibebaskan

“Dari data yang ada rata-rata yang masih harus dibebaskan ke masyarakat itu, 1,5 hektar sisanya,” jelas Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor Ajat Rohmat Jatnika, dilansir dari Antara, Kamis (10/3/2022).

Melihat masalah ini, Pemkab Bogor menyampaikan rancangan lain tanpa harus melakukan pembebasan 1,5 hektar lahan, yaitu melalui penggunaan lahan di kawasan Sirkuit Sentul sebagai akses keluar masuk Jalur Puncak II.

Untuk diketahui, Bupati Bogor Ade Yasin dan Bupati Cianjur Herman Suherman telah mendesak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar segera membangun Jalur Puncak II sebagai penanganan jangka panjang kepadatan lalu lintas Jalur Puncak.

“Saya kira kita butuh solusi atau penanganan kemacetan yang lain, solusi yang kami selalu gaungkan. Hari ini Bupati Cianjur juga sangat ingin mendorong bahwa solusi untuk kemacetan Puncak adalah pembangunan Puncak II,” terang Ade Yasin.

Sedangkan solusi yang diterapkan saat ini lewat rekayasa lalu lintas sistem ganjil-genap ataupun sistem satu arah hanya merupakan penanganan kepadatan volume kendaraan jangka pendek.

Sementara itu, pembangunan jalur yang juga disebut Poros Tengah Timur (PTT) itu secara keseluruhan membutuhkan lahan seluas 115 hektar.

Sebanyak 63 persen lahan adalah tanah hasil hibah dari para pemilik lahan dan selebihnya merupakan pinjam pakai kawasan hutan.

Adapun jalan yang direncanakan akan memiliki panjang 62,8 kilometer itu akan dibangun dalam dua tahap.

Tahap pertama sepanjang 48,7 kilometer untuk menghubungkan wilayah Sentul Bogor-Istana Cipanas Cianjur.

Tahap dua sepanjang 18,5 kilometer yang menghubungkan Wargajaya Bogor-Green Canyon di perbatasan Karawang.