Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Heboh Istana Garuda IKN Dibangun dengan Membabat Hutan, Ini Penjelasan Nyoman Nuarta

Hal ini menyusul tudingan pembangunan Kompleks Istana Negara dilakukan dengan membabat hutan hujan tropis Kalimantan.

Sebaliknya, menurut Nyoman, Kompleks Istana Negara ini dibangun di area yang berupa lahan kosong bekas hutan industri.

"Lahan dibangunnya Istana IKN itu bekas hutan industri yang sudah tak ada pohon besarnya, semuanya semak belukar dengan kontur tanah berbukit dan berlembah," kata Nyoman dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Rabu (05/01/2022).

Nyoman menjelaskan, kehadiran IKN justru akan mengembalikan fungsi hutan menjadi lebih baik.

“Siapa bilang itu hutan, justru dengan pendirian IKN ini, kawasan itu akan dihutankan kembali,” ucap dia.

Salah satunya dibuktikan dalam rencana pembangunan Istana Negara atau Istana Garuda IKN.

Nyoman mengaku, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta 92 persen dari total 100 hektar area lahan Kompleks Istana Garuda dijadikan sebagai botanical garden atau ruang terbuka hijau (RTH).

Adapun luasan bangunan Istana Garuda dan bangunan pendukung lainnya tetap, seperti yang direncanakan. Hanya, ada tambahan luasan area hijau, berupa hutan dan botanical garden.

"Nah dalam hitungan kami, luasan area terbangun hanya 8 persen, sedangkan sisanya 92 persen berupa ruang terbuka hijau,” ungkap Nyoman.

Komposisi area terbangun dan RTH ini, menurut Nyoman telah membuktikan bahwa keberadaan IKN di Penajam Paser Utara bertujuan untuk menghidupkan kawasan lahan yang terbengkalai.

Saat ini, Nyoman mengaku, telah berkoordinasi dengan tim dari Kementerian PUPR untuk menyiapkan dan menentukan area yang akan dimanfaatkan sebagai perluasan RTH di kawasan IKN.

“Tanah-tanah di sekitar itu masih sangat luas. Jadi masih memungkinkan untuk menjadikannya hutan di dalam kawasan istana,” kata seniman kelahiran Tabanan, Bali itu.

Material dan Konstruksi Istana Garuda IKN

Selain itu, basic design Istana Negara IKN, benar-benar sudah mempertimbangkan unsur-unsur ekologis hemat energi.

Bilah-bilah tembaga yang disusun secara vertikal pada bagian luar gedung istana ini akan menjadi sun louvre yang menghalangi sinar matahari menerobos langsung ke dalam gedung.

Desain ini dirancang dengan tujuan menghemat penggunaan energi listrik, terutama untuk mencegah penggunaan air conditioner.

“AC bisa dimatikan, karena ruangan akan tetap terasa sejuk,” ucapnya.

Penggunaan logam seperti tembaga sebagai kulit luar gedung, sepintas memberi kesan keras dan kaku.

Padahal, menurut pengalamannya dan pengetahuannya, tembaga memiliki sifat yang lentur, mudah dibentuk, tidak korosif, dan konduktor yang baik untuk aliran listrik dari petir.

Dari sisi pemeliharaan, tembaga juga sangat mudah dirawat.

Pemanfaatannya sebagai kulit gedung, akan diperlakukan sama seperti kulit patung.

Perpaduan dengan unsur seperti patina, membuat tembaga mengalami oksidasi dan berubah warna menjadi hijau tosca.

“Jadi dari sisi perawatan akan sangat mudah dan efisien dalam biaya,” tuntas Nyoman Nuarta.

https://www.kompas.com/properti/read/2022/01/06/060000321/heboh-istana-garuda-ikn-dibangun-dengan-membabat-hutan-ini-penjelasan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke