Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rangka Jembatan Baru Palopo-Toraja Dirancang Tahan Gempa

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) II.4 BBPJN Sulawesi Selatan Wido Kharisma mengatakan, lokasi jembatan baru yang menghubungkan Kota Palopo dengan Kabupaten Toraja Utara ini masih sama dengan sebelumnya.

Namun, apabila ke depannya terjadi hujan lebat dan longsor, tidak sampai menutupi akses jalan.

"Karena longsoran akan melewati kolong jembatan," kata Wido yang dikutip dari laman Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kamis (9/9/2021).

Menurut Wido, Jembatan Palopo-Toraja yang baru ini dirancang sepanjang 100 meter dengan lebar 7 meter. Menggunakan rangka baja berteknologi Lead Rubber Bearing (LRB) dengan seismic joint.

"Berguna meredam guncangan saat terjadi gempa. Desain jembatan juga diperuntukan kendaraan dengan muatan sumbu terberat (MST) sebesar 10 ton," tuturnya.

Selain itu, jembatan juga menggunakan cat berwarna merah dan putih untuk lapisan pelindung jembatan.

Berbeda dengan jembatan lain menggunakan lapisan galvanis dengan satu warna sebagai pelindung baja agar nilai muainya relatif seragam antar elemen baja.

Gradasi warna yang berbeda dapat mempengaruhi muai susutnya baja jembatan. Karena prinsip dasar warna gelap contohnya merah akan lebih banyak menyerap cahaya dibandingkan warna terang seperti putih. Hal itupun berpengaruh terhadap muai baja yang tidak seragam.

"Akan tetapi, karena Jembatan Palopo ini berada di pegunungan dengan kelembaban yang tinggi dan udara yang sejuk, maka tidak memengaruhi hal tersebut," terangnya.

Wido menyampaikan, kontruksi jembatan telah selesai akhir Agustus 2021. Saat ini menyisakan perbaikan dan kelengkapan minor. Sehingga, masih belum bisa dilalui pengguna jalan.

Selain itu, beton harus dilakukan perawatan selama umurnya agar kinerja beton maksimal serta harus lolos pengujian terlebih dahulu.

Dia pun berharap agar kondisi cuaca mendukung selama proses penyelesaian bangunan. Sebab, persoalan yang menghantui adalah cuaca ekstrem.

"Kondisi di sekitar jembatan merupakan tebing-tebing tinggi, sehingga bila hujan lebat rawan terjadi longsor," ucapnya.

Adapun, BBPJN Sulawesi Selatan akan melakukan uji beban bersama instansi terkait setelah konstruksi selesai.

Karena Jembatan Palopo-Toraja termasuk dalam kriteria jembatan khusus dengan panjang bentang 100 meter.

"Selanjutnya jembatan dapat beroperasi untuk memperlancar arus distribusi logistik dan juga mobilitas masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya Kota Palopo dan Kabupaten Toraja Utara," terang Wido.

Perlu diketahui, sebelumnya Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR melalui BBPJN Sulawesi Selatan telah membangun jembatan gantung sementara agar kendaraan roda dua bisa melintas pasca bencana tanah longsor.

Namun, kini melakukan pembangunan jembatan baru dengan anggaran sebesar Rp 31,7 miliar. Sementara pelaksana proyeknya yakni PT Aphasko Utama Jaya.

https://www.kompas.com/properti/read/2021/09/09/150000621/rangka-jembatan-baru-palopo-toraja-dirancang-tahan-gempa

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke