Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Hanya KCJB, Ini Proyek Kereta Cepat Dunia yang Biayanya Membengkak

Dengan estimasi tersebut artinya terdapat kenaikan sebesar 1,9 miliar dolar AS atau setara Rp 27,09 triliun dari rencana awal pembangunan KCJB sebesar Rp 6,07 miliar dolar AS ekuivalen Rp 86,5 triliun.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT KAI (Persero) Salusra Wijaya mengatakan bahwa cost overrun tidak hanya terjadi pada proyek kereta cepat di Indonesia.

Menurutnya cost overrun juga terjadi di hampir seluruh proyek kereta cepat di berbagai negara. 

"Cost overrun sering terjadi pada proyek kereta cepat yang sifatnya kompleks karena penganggaran awal yang optimis, kegagalan tata kelola manajemen proyek dan penundaan pembebasan lahan," kata Salusra dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR di Rabu (01/09/21).

Berdasarkan riset yang dilakukannya berikut beberapa daftar proyek kereta cepat di berbagai negara yang mengalami cost overrun:

1. Proyek kereta cepat Guangzhou-Shenzen-Hongkong Expres Rail Link (XRL), China

Proyek kereta cepat ini memiliki total investasi awal sebesar 10,7 miliar dolar AS atau setara Rp 152,4 triliun dengan panjang rute 142 kilometer.

Adapun pengeluaran modal/Capital expenditure (Capex) per kilometernya sebesar 70 juta dolar AS atau sekitar Rp 997 miliar

Proyek ini mengalami cost overrun sebesar 2,5 miliar dolar AS ekuivalen Rp 35,6 triliun dengan pembiayaan proyek berasal dari anggaran pemerintah.

2. Kereta Cepat Taiwan

Kereta cepat di Taiwan memiliki total investasi awal sebesar 18 miliar dolar AS atau Rp 256,5 triliun.

Panjang rute proyek ini adalah 345 kilometer dengan pengeluaran modal/Capital expenditure (Capex) per kilometernya sebesar 50 juta dolar AS atau Rp 712 miliar.

Proyek tersebut juga mengalami cost overrun mencapai 1,7 miliar dolar AS atau Rp 24,2 triliun.

Adapun pembiayaan proyek berasal dari konsorsium perusahaan Taiwan yang dilakukan melalui Kerja Sama Badan Usaha dan Pemerintah (KPBU) dan juga pemerintah.

3. Kereta Cepat Madrid-Barcelona

Proyek kereta cepat ini memiliki total investasi 12,6 miliar dolar AS atau Rp 179,5 triliun dengan panjang rute 621 kilometer.

Adapun pengeluaran modal/Capital expenditure (Capex) per kilometernya sebesar 20 juta dolar AS atau sekitar Rp 284,9 miliar.

Proyek tersebut mengalami cost overrun sebesar 4,2 miliar dolar AS atau Rp 59,8 triliun.

Sementara pembiayaan proyek ini berasal dari pinjaman berbagai lembaga perpanjangan tangan Uni Eropa dan juga pemerintah Spanyol untuk meng-cover cost overrun.

4. Kereta Api Addis Abaaba-Djibouti

Proyek kereta cepat ini memiliki total investasi awal 4,5 miliar dolar AS setara Rp 64,1 triliun dengan panjang rute 756 kilometer.

Adapun pengeluaran modal atau capital expenditure (Capex) per kilometernya sebesar 5 juta dolar AS atau sekitar Rp 71,2 miliar.

Proyek tersebut juga memiliki cost overrun sebesar 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14,2 triliun.

Adapun pembiayaan proyek kereta cepat ini berasal dari 70 persen utang dari China Eximbank dan 30 persen lainnya berasal dari ekuitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Laos dan BUMN China.

Salursa menuturkan bahwa kenaikan kebutuhan anggaran kereta cepat di banyak negara ini terjadi karena berbagai faktor.

Di Indonesia sendiri, terjadi di antaranya karena kenaikan biaya konsturksi, pembebasan lahan, biaya head office dan pra-operasi, dan biaya yang lainnya.

"Kita itu buka sebanyak 14 tunnel, orang bilang KCJB itu buka gunung yang sangat sulit medannya. Hal itu menjadi sebab juga terjadinya cost overrun di proyek ini," tambah dia.

https://www.kompas.com/properti/read/2021/09/02/180000621/tak-hanya-kcjb-ini-proyek-kereta-cepat-dunia-yang-biayanya-membengkak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke