Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bendungan Pertama di Sumsel Tembus 22,5 Persen

Pembangunan bendungan ini dilakukan demi mencapai target visium tahun 2030 yaitu rasio tampungan terhadap jumlah penduduk mencapai 120 meter kubik per kapita per tahun.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, potensi air di Indonesia cukup tinggi atau sebesar 2,7 triliun meter kubik per tahun.

Dari volume tersebut, air yang bisa dimanfaatkan sebesar 691 miliar meter kubik per tahun. 

Namun, sekitar 222 miliar meter [er kubik per tahun dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti kebutuhan rumah tangga, peternakan, perikanan, dan irigasi.

“Dengan potensi tersebut, keberadaannya tidak merata dalam dimensi ruang dan waktu. Sehingga, kita membutuhkan tampungan-tampungan air baru," ujar Basuki dikutip dari laman Kementerian PUPR, Kamis (12/08/2021).

Pada musim hujan, imbuhnya, air akan ditampung dalam bendungan dan dimanfaatkan pada musim kemarau.

Bendungan Tiga Dihaji nantinya akan menambah kapasitas Daerah Irigasi (DI) Komering untuk lahan pertanian seluas 18.219 hektar.

Dengan begitu, hasil pertanian dari Provinsi Sumsel akan terus terjaga sepanjang tahun, karena mendapat aliran air yang baik dari bendungan ini.

Salah satu tujuan utama pembangunan Bendungan Tiga Dihaji ini adalah menjaga kestabilan suplai air DI Komering saat musim kemarau yang selama ini hanya mengandalkan Sungai Komering.

Hal ini sebagaimana dikatakan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air Kementerian PUPR Birendrajana.

"Tantangan yang dihadapi dalam pengaturan irigasi pada musim kemarau, debit air Sungai Komering yang masuk ke saluran irigasi sangat kecil," ucap dia.

Sementara pada musim hujan, elevasi sungai itu naik yang mengakibatkan debit air masuk ke saluran relatif cukup besar dan membawa cukup banyak endapan kandungan lumpur di saluran.

DI Komering memiliki potensi mengairi lahan seluas 124.000 hektar dan saat ini baru dapat mengairi lahan irigasi sekitar 70.000 hektar.

Sedangkan sisanya sekitar 50.000 hektar belum dioptimalkan. Rencananya, akan ditambah sekitar 18.219 hektar dari Bendungan Tiga Dihaji.

Selain irigasi, Bendungan Tiga Dihaji juga diperuntukkan untuk konservasi sumber daya air, pengendalian banjir, pemenuhan kebutuhan air baku sebesar 0,30 meter kubik per detik, pembangkit listrik sebesar 4x10 megawatt (MW), sarana pariwisata, serta olahraga.

Pekerjaan pembangunan Bendungan Tiga Dihaji di Provinsi Sumsel terdiri atas 4 paket yakni Paket 1 senilai Rp 1,07 triliun dengan kontraktor PT Hutama Karya (Persero) dan PT Basuki Rahmanta Putra.

Paket 2 senilai Rp 1,34 triliun yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk, dan PT SAC Nusantara.

Paket 3 dengan nilai kontrak Rp 629,94 miliar oleh PT Nindya Karya (Persero) dan PT Taruna Putra Pertiwi, serta Paket 4 senilai Rp 690,71 miliar yang dibangun Aoleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Rudy Jaya.

https://www.kompas.com/properti/read/2021/08/12/203000821/bendungan-pertama-di-sumsel-tembus-22-5-persen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke