5 Sutradara Perempuan Indonesia dan Karya Filmnya

JAKARTA, KOMPAS.com- Memperingati hari Kartini tanggal 21 April 2022, mengingatkan kembali bagaimana Raden Adjeng Kartini dulu memperjuangkan kebebasan, otonomi dan persamaan hukum perempuan Indonesia,

Di mana kemudian hari perempuan Indonesia akhirnya bisa bebas mencapai mimpi mereka. Perempuan tak dibatasi untuk berkreasi dan berkarya. 

Salah satunya adalah dengan semakin banyak sutradara perempuan Indonesia.

Baca juga: Nia Dinata hingga Richard Oh Jadi Juri Balinale International Film Festival 2021

Karya-karya sutradara perempuan ini juga tak bisa dipandang sebelah mata. Siapa saja mereka? Berikut lima sutradara perempuan Indonesia dan karya hebat mereka yang telah banyak menginspirasi.

Gina S.Noer

Sutradara kelahiran Balikpapan 36 tahun lalu ini debut dengan film Dua Garis Biru yang sukses dan berhasil memboyong sejumlah penghargaan.

Dua Garis Biru menceritakan tentang seorang remaja yang memiliki ambisi berkuliah di Korea Selatan tapi kemudian hamil karena berpacaran melewati batas.

Baca juga: Gina S Noer Sebut Kekerasan Seksual di Industri Film seperti Fenomena Gunung Es

Sebelum menyutradarai Dua Garis Biru, Gina lebih dulu dikenal sebagai penulis skenario untuk banyak film terkenal yang berhasil menyentuh hati.

Sebut saja Ayat-Ayat Cinta, Perempuan Berkalung Sorban, Habibie & Ainun.

Kamila Andini

Putri dari sutradara Garin Nugroho ini pernah meraih Piala Citra sebagai sutradara pendatang baru terbaik tahun 2011 lewat film The Mirror Never Lies.

Kamila juga menyutradarai film baru berjudul Yuni yang sukses di bioskop. Film ini menceritakan tentang impian seorang perempuan untuk bisa kuliah setinggi mungkin.

Namun mitos tentang seorang perempuan yang menolak lamaran turut menghantui impiannya setelah Yuni menolak lamaran pria dan menjadi bahan pergunjingan orang sekitar.

Baca juga: Langsung Terima Tawaran Film YUNI, Kevin Ardilova: Gue Ngefans Kamila Andini

Mouly Surya

Merupakan sutradara peraih Piala Citra tahun 2008 untuk kategori sutradara terbaik untuk film Fiksi dan tahun 2018 untuk film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak.

Bersama Joko Anwar, Mouly juga meraih Piala Citra sebagai penulis skenario terbaik tahun 2008 dengan film Fiksi.

Salah satu karyanya yang mengangkat isu perempuan adalah film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak.

Film yang dibintangi Marsha Timothy itu bahkan mendapat pujian di Festival Film Cannes tahun 2017.

Nia Dinata

Sutradara film Ca Bau kan ini juga diketahui mengangkat isu sosial dalam beberapa karya filmnya.

Seperti dalam film Berbagi Suami yang menceritakan isu poligami, kemudian film A World Without yang mengangkat tema female empowerment.

Bersama Upi Avianto, Nia juga menyutradarai film berjudul Perempuan Punya Cerita.

Perempuan Punya Cerita merupakan empat film yang digabung menjadi satu dan mengangkat cerita tentang berbagai masalah dalam kehidupan wanita Indonesia.

Upi Avianto

Pertama kali dikenal lewat film 30 Hari Mencari Cinta, sutradara kelahiran tahun 1972 ini dinilai telah membuka jalan bagi sutradara pendatang baru lewat film Hi5teria dan beberapa judul film lainnya seperti Lovely Luna.

Keinginannya untuk membantu sutradara pendatang baru itu tak lain karena kepercayaan yang pernah dia dapatkan dari Erwin Arnada di awal debutnya lewat film 30 Hari Mencari Cinta.

Karya film yang pernah disutradarai Upi antara lain Realita, Cinta dan Rock'n Roll, Radit dan Jani, My Stupid Boss dan yang terbaru Sri Asih.