"Dengan kejadian kemarin, enggak adil. Sorry tapi aku harus bilang enggak adil karena aku pikir di bayanganku, aku masuk, anak sudah di depan mungkin sudah disiapkan bawaannya entah tas atau apa, ya sudah aku tinggal jemput," ujar Tsania Marwa.
Sebelum datang, Tsani keburu percaya diri proses akan hanya memakan waktu satu jam. Nyatanya, berjalan alot.
"Juga keadaan yang ternyata pengadilan tidak bisa menindak tegas. Banyak pihak-pihak pihak-pihak yang tidak berkepentingan tapi hadir, enggak bisa disterilisasi. Aku pikir akan disterilisasi," ucap Tsania.
Soal ucapan anaknya yang takut dan tak mau diculik olehnya, menurut Tsania sangat tidak lumrah.
"Itu enggak lumrah. Karena aku percaya anak aku sayang sama aku. Jadi kalau dia bisa sampai ngomong diculik, itu sudah, wallahualam sih siapa yang ngajarin. Tapi yang jelas enggak mungkin pemikiran lumrah seorang anak 5 tahun," tutur Tsania.
Setelah bolak-balik ke pintu kamar dan jendela belakang untuk membujuk, Tsania akhirnya bisa membuat putra dan putrinya keluar kamar.
"Dengan iming-imingin 'warnain bareng yuk di tablet', mereka lagi pamer-pamer. Keluar tuh dari kamar. Aduh aku senang banget aku bisa peluk mereka, cium mereka," kata Tsania.
Kala itu hendak jam makan siang anak-anaknya, putri Tsania, Shabira hendak disuapi oleh anggota keluarga Atalarik namun menolak.
"Shabira bilang, 'Enggak mau, aku maunya disuapin sama umi (ibu)' gitu, itu aku terharu banget," ungkap Tsania.
Tsania berujar, saat itu ia baru menyuapi Shabira dua suapan, dan Syarief sang putra pun ada di sampingnya. Mendadak dua bocah itu takut kembali.
Baca juga: Tsania Marwa Ceritakan Ketatnya Larangan di Rumah Atalarik Syach Saat Jemput Anak
"Itu pengacaranya mantan suami aku telepon sama mantan suami, 'Ini tuh Bu Marwa kalau misalnya emang mau bawa anaknya bawa aja sekarang, enggak usah nanti-nanti, bawa aja sekarang bawa aja nih anaknya', dengan nada tinggi," tutur Tsania.
Tsania mencoba berdebat dengan mertua dan pengacara Atalarik, tetapi keadaan semakin ricuh sehingga Tsania memilih pulang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.