BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Mola
Salin Artikel

Sambut Hari Kemerdekaan, Film The East yang Menceritakan Kekejaman Westerling Layak Ditonton

KOMPAS.com - Reymond Pierre Pau Westerling hidup berdampingan dengan rakyat Indonesia. Westerling–-begitu ia lebih dikenal–-merupakan prajurit Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL) atau Tentara Kerajaan Belanda untuk Hindia.

Ia tampak berbeda dengan kebanyakan prajurit Belanda lain. Ia hidup layaknya seorang pribumi di sebuah rumah dengan seorang perempuan lokal. Karena kedekatan dan kebaikannya terhadap masyarakat lokal, ia pun dijuluki “Ratu Adil”.

Dalam penugasannya di Indonesia, ia bertemu dengan prajurit muda, yakni Johan de Vries. Westerling menganggap Johan memiliki tujuan yang sama dengan dirinya. Bahkan, Westerling memercayainya sebagai tangan kanan karena keberanian dan kesetiaan yang ditunjukkan Johan.

Berkat tangan dingin Westerling yang pada saat itu mampu memberantas jaringan pemberontak secara gerilya, ia pun mendapat kepercayaan untuk memimpin sebuah tim khusus dengan nama Depot Speciale Troepen (DST).

DST merupakan satuan khusus militer Belanda yang ditugaskan ke Sulawesi Selatan pada 1946-1947 untuk membasmi jaringan pemberontak dan teroris. Johan menjadi salah satu prajurit yang bergabung dalam unit khusus tersebut.

Awalnya, Johan yang memiliki tujuan sama dengan Westerling, bersemangat dengan unit barunya. Ia merasa bisa melindungi dan membantu masyarakat lokal dari kekejaman pemberontak.

Namun, seiring tugas yang ia jalankan di bawah komando Westerling, Johan menjadi gusar karena tindakan pemimpinnya yang secara brutal membantai pribumi.

Johan pun beradu argumen dengan Westerling. Ia tidak menyukai sikap Westerling yang mengeksekusi tawanan tanpa melakukan interogasi terlebih dahulu. Westerling yang tidak suka dibantah akhirnya menghukum Johan.

Adegan sarat ketegangan tersebut hadir dalam sebuah film berjudul The East (atau De Oost dalam bahasa Belanda). Film bergenre drama, thriller, dan perang tersebut digarap oleh sutradara asal Belanda keturunan Indonesia, Jim Taihuttu.

Meski merupakan film fiksi sejarah, penggambaran Westerling yang diperankan oleh Marwan Kenzari disebut nyata dan sesuai dengan kejadian pada kala itu.

Aksi Marwan Kenzari bermain peran juga cukup apik dengan penghayatan tokoh Westerling yang tegas, lugas, kejam, dingin, dan penuh perhitungan.

Dari sisi sinematografi, film The East lebih banyak dibungkus dengan pengambilan medium shot yang lebih menggambarkan ekspresi para prajurit dalam memaknai serta menjalankan tugasnya di Indonesia.

Pergerakan kamera yang dinamis saat prajurit Belanda bersitegang dengan penduduk lokal menjadi nilai plus film The East. Sebab, penonton seakan merasakan kejadian tersebut secara nyata.

Alur cerita maju dengan sedikit flashback juga cenderung mudah dicerna oleh penonton.
Melihat sejarah dari dua sisi

The East tidak hanya disuguhkan untuk bisa memuaskan hasrat penonton dari segi aksi dan sinematografi semata. Ada hal lain yang menjadi fokus utama film ini dibuat.

Salah satunya adalah sejarah masa pendudukan Belanda di Indonesia yang jarang dibahas di Negeri Oranye. Orang Belanda menganggap bahwa prajurit-prajurit yang dikirim ke Indonesia hanya menjalankan tugas yang berkaitan dengan politik.

Mereka kurang mengetahui atau bahkan memahami konteks sejarah yang memuat kisah kekejaman prajurit Belanda terhadap penduduk pribumi.

Sebagai contoh, pihak Belanda meyakini bahwa korban yang dibunuh oleh pasukan Westerling hanya sekitar 3.000 orang. Hal ini berbeda dengan pendapat para sejarawan Indonesia yang menyebut korban pembantaian Westerling di Sulawesi Selatan (Sulsel) mencapai 40.000 jiwa.

Hal tersebut menjadi fokus sang sutradara, Jim, untuk membeberkan fakta sejarah bagi dua sisi, baik bagi warga Belanda maupun masyarakat Indonesia.

Kerja sama lintas negara

The East merupakan produksi film dari hasil kerja sama tiga negara, yakni Belanda, Indonesia, dan Belgia. Kerja sama ketiga negara terlihat dari jasa orang di balik layar. Selain disutradarai oleh Jim yang merupakan keturunan Indonesia, film ini diproduseri oleh Sander Verdonk asal Belanda dan Shanty Harmayn asal Indonesia.

Rumah produksi Indonesia, yaitu Base Entertainment, dipercaya untuk menggarap film tersebut bersama production house asal Belanda, New Film Amsterdam Company dan XYZ Films.

Sementara itu, para tokoh yang bermain peran pada film The East juga berasal dari lintas negara. Selain Martijn Lakemeier (Johan De Vries), Marwan Kenzari (Raymond Westerling), dan beberapa prajurit yang berasal dari Belanda, terdapat aktor asal Indonesia, seperti Lukman Sardi, Putri Ayudya, dan Yayu Unru sebagai penduduk lokal Indonesia.

Untuk lokasi syuting, The East memilih sebuah desa wisata di Pacitan, Jawa Timur (Jatim), sebagai latar. Beberapa latar pada film juga diambil di Belanda dan Belgia.

Selain dapat mengetahui sisi sejarah lain dari kekejaman Westerling, penonton juga bisa mengetahui kehidupan masa lalu masyarakat Indonesia pasca-proklamasi. Hal ini tentu menjadi pengalaman berharga untuk semakin meningkatkan jiwa nasionalisme di dalam diri.

Sebagai informasi, film yang mendapatkan rating 7.0 di IMDb tersebut layak untuk disaksikan sebagai cara menyambut Hari Kemerdekaan. Saat ini, film tersebut sudah bisa ditonton secara eksklusif di Mola.

Kamu bisa mengakses laman mola.tv pada web browser atau aplikasi pada perangkat Android atau iOS.

https://www.kompas.com/hype/read/2021/08/07/130100366/-sambut-hari-kemerdekaan-film-the-east-yang-menceritakan-kekejaman

Terkini Lainnya

Laufey Ajak Kembarannya Naik ke Atas Panggung, Kejutkan Penonton Java Jazz Festival

Laufey Ajak Kembarannya Naik ke Atas Panggung, Kejutkan Penonton Java Jazz Festival

Musik
Deva Mahenra dan Mikha Tambayong Saling Beri Kebebasan soal Ambil Proyek Akting

Deva Mahenra dan Mikha Tambayong Saling Beri Kebebasan soal Ambil Proyek Akting

Seleb
Sandiaga Uno Terharu Nonton Anaknya Tampil di Java Jazz Festival 2024

Sandiaga Uno Terharu Nonton Anaknya Tampil di Java Jazz Festival 2024

Seleb
Laufey Melawan Flu demi Tampil di Java Jazz Festival 2024

Laufey Melawan Flu demi Tampil di Java Jazz Festival 2024

Musik
Laufey Terima Boneka Pemberian Anak Kecil di Java Jazz Festival 2024

Laufey Terima Boneka Pemberian Anak Kecil di Java Jazz Festival 2024

Musik
Dijuluki Pangeran Kegelapan, Ozzy Osbourne: Saya Sangat pada Takut Tikus dan Tentunya Istri

Dijuluki Pangeran Kegelapan, Ozzy Osbourne: Saya Sangat pada Takut Tikus dan Tentunya Istri

Seleb
 Laufey Lupa Lirik Lagu Magnolia di BNI Java Jazz Festival 2024

Laufey Lupa Lirik Lagu Magnolia di BNI Java Jazz Festival 2024

Musik
Cerita Opie Kumis Dapat Honor Pertama Main Sinetron, tapi Istrinya Ogah Terima karena Dikira Hasil Menipu

Cerita Opie Kumis Dapat Honor Pertama Main Sinetron, tapi Istrinya Ogah Terima karena Dikira Hasil Menipu

Seleb
Kata Michelle Ziudith soal Pria Idaman

Kata Michelle Ziudith soal Pria Idaman

Seleb
MALIQ & D'Essentials Bikin Momen Romantis di BNI Java Jazz Festival 2024

MALIQ & D'Essentials Bikin Momen Romantis di BNI Java Jazz Festival 2024

Musik
Deva Mahenra Ambil Hikmah dari Tokoh Suami Selingkuh di Ipar adalah Maut

Deva Mahenra Ambil Hikmah dari Tokoh Suami Selingkuh di Ipar adalah Maut

Film
Sandiaga Uno Beri Bocoran Satu Konser Besar di Indonesia

Sandiaga Uno Beri Bocoran Satu Konser Besar di Indonesia

Musik
Tengku Dewi Tutup Pintu Komunikasi dengan Andrew Andika, Kuasa Hukum: Tidak Ingin Ganggu Pikiran

Tengku Dewi Tutup Pintu Komunikasi dengan Andrew Andika, Kuasa Hukum: Tidak Ingin Ganggu Pikiran

Seleb
Seungri Dirumorkan Berniat Buat Klub Baru di Tengah Skandal Burning Sun

Seungri Dirumorkan Berniat Buat Klub Baru di Tengah Skandal Burning Sun

Seleb
Perubahan Sikap Michelle Ziudith ke Davina Karamoy Saat Syuting Ipar adalah Maut

Perubahan Sikap Michelle Ziudith ke Davina Karamoy Saat Syuting Ipar adalah Maut

Film
Bagikan artikel ini melalui
Oke