Helmy mengatakan, sang ayah hanya bekerja sebagai pedagang kaki lima. Ayahnya ingin anak-anaknya kelak punya kehidupan yang lebih baik.
"Itu kalau subuh kita enggak bangun, ditendang-tendangin, didiknya keras banget, bahkan sampai diadu, dipukul waktu kecil," ujar Helmy Yahya dikutip Kompas.com dari kanal YouTube Daniel Mananta Network, Rabu (19/8/2020).
Namun, bagi Helmy, didikan ayahnya adalah hal yang biasa karena tujuannya untuk kebaikan.
"Itu biasa dan hasilnya ini gue sama Tanto. Pokoknya pendidikan agama itu luar biasa, ibadah, jangan nyolong," ujarnya.
Selain didikan agama yang ketat, Helmy juga disuruh sang ayah untuk bisa berbahasa Inggris.
"Kalau enggak salah dia pernah cerita waktu dia pulang dari Singapura itu, 'kamu berdua harus bisa bahasa Inggris' (ngomong) dalam bahasa Palembang," ujarnya.
Ceritanya, teman ayah Helmy mengalami kejadian tak mengenakan di Singapura, tetapi mereka tidak bisa minta pertolongan karena keterbatasan bahasa.
"Temannya kecopetan, enggak ada yang bisa teriak, enggak ada yang bisa bahasa Inggris," tutur Helmy.
Oleh karenanya, ia dipaksa untuk kursus bahasa Inggris yang tempatnya berjarak 8 kilometer dari rumah.
"Dia paksalah saya sama Tanto kurus bahasa Inggris. Itu yang saya ceritakan ke mana-mana, setiap hari saya jalan ke kursus itu 8 kilometer pergi, 8 kilometer pulang," ujarnya.
Berkat didikan sang ayah, Helmy dan Tantowi bisa sukses seperti sekarang.
"Kita tahu banget akhirnya kemampuan Tantowi dan saya bahasa Inggris yang membuat kita seperti ini," ucap Helmy.
https://www.kompas.com/hype/read/2020/08/19/172811266/berkat-didikan-sang-ayah-helmy-yahya-bisa-capai-kesuksesan