JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, kata "alami," "ramah lingkungan," atau "organik" diasosiasikan dengan sifat positif. Namun, bagaimana dengan deterjen ramah lingkungan, apakah lebih baik dibandingkan deterjen biasa untuk mencuci pakaian?
Dikutip dari House Digest, Senin (16/10/2023), dengan mempertimbangkan keunggulan jenis pembersih ini, dibandingkan dengan deterjen biasa, deterjen ramah lingkungan lebih baik dibeli.
Deterjen dianggap alami atau ramah lingkungan jika tidak mengandung bahan kimia berbahaya seperti yang biasa ditemukan di banyak deterjen biasa. Ini termasuk sulingan minyak bumi, fenol, pewarna, dan amonium sulfat.
Baca juga: Mencuci Pakaian Tanpa Deterjen, Ini yang Akan Terjadi
Biasanya, bahan kimia ini digantikan dengan bahan nabati seperti kelapa dan senyawa alami serta mineral seperti garam laut, garam epsom, soda kue, dan soda cuci.
Deterjen ramah lingkungan tidak memiliki semua fitur yang dimiliki deterjen biasa.
Bahan-bahan ini juga tidak mudah ditemukan dan terkadang harganya lebih mahal, namun tetap menawarkan sejumlah manfaat besar, baik bagi manusia maupun lingkungan.
Seperti yang Anda harapkan dari sebagian besar produk organik lainnya, deterjen ramah lingkungan bersifat "ramah terhadap manusia" karena tidak menimbulkan risiko kesehatan sebanyak deterjen biasa.
Baca juga: Deterjen Bubuk Vs Cair, Mana yang Sebaiknya Dipilih?
Misalnya, produk ini cenderung tidak menyebabkan iritasi kulit karena tidak mengandung bahan-bahan seperti pewangi sintetis, sodium laureth sulfat, dan formaldehida, yang diketahui menyebabkan masalah kulit.
Deterjen ramah lingkungan umumnya dianggap aman untuk orang dengan kulit sensitif atau kondisi kulit yang sudah ada.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam deterjen ramah lingkungan adalah tidak adanya risiko toksisitas. Beberapa bahan dalam deterjen biasa bersifat agak beracun, termasuk klorin dan ftalat.
Faktanya, Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) mengklaim bahan kimia tersebut dapat menyebabkan kanker jika tertelan. Racun ini juga dapat mengiritasi mata, paru-paru, dan hidung serta dikaitkan dengan kondisi seperti anoreksia dan vertigo.
Baca juga: Simak, Cara Menggunakan Deterjen Cair dengan Takaran yang Benar
Deterjen alami tidak mengandung bahan apa pun, artinya tidak ada risiko keracunan bahan kimia bagi penggunanya.
Manfaat lain dari deterjen alami adalah sifatnya yang ramah lingkungan.
Meskipun deterjen jenis ini tidak serta merta memperbaiki lingkungan atau memperbaiki kerusakan yang telah terjadi, deterjen ini dapat memberikan manfaat bagi lingkungan dengan mengurangi jumlah ancaman terhadapnya.
Ingat, setelah semua air sabun yang kotor terkuras dari mesin cuci, akhirnya berakhir di permukaan air. Banyak deterjen yang tidak semuanya alami mengandung fosfat, yang dapat menyebabkan pertumbuhan alga berbahaya di air tawar dan mengurangi jumlah oksigen dalam air seiring waktu.
Baca juga: Cara Mengetahui Jumlah Deterjen yang Dibutuhkan untuk Mencuci Pakaian
Deterjen ramah lingkungan dapat terurai secara hayati dan tidak menimbulkan ancaman bagi ekosistem karena tidak menggunakan fosfat.
Deterjen ramah lingkungan juga menghilangkan bahaya tertentu terhadap kehidupan akuatik, tidak seperti kebanyakan deterjen biasa. Misalnya, bahan pembersih kimia dapat memberikan manfaat pada pakaian dengan mengurai kotoran menggunakan bahan yang disebut surfaktan.
Namun, bahan kimia ini juga dapat memecah hal-hal yang tidak Anda inginkan, seperti lapisan lendir yang melindungi tubuh ikan, menurut EPA.
Jadi, jika Anda peduli terhadap lingkungan dan ingin menghilangkan risiko kesehatan yang terkait dengan deterjen biasa, deterjen ramah lingkungan mungkin merupakan pilihan yang lebih baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.