JAKARTA, KOMPAS.com - Menjilat adalah perilaku yang umum dilakukan kucing. Kucing suka menjilat tubuhnya sendiri untuk merawat diri.
Kucing menghabiskan sebagian besar waktu bangun tidurnya untuk membersihkan bulunya dengan lidah mereka.
Baca juga: 8 Ras Kucing Berkaki Pendek, dari Genetta sampai Munchkin
Namun, terkadang kucing juga menjilati bagian "pribadi" seperti kemaluan dan dubur. Kucing jantan akan menjilati penisnya, sedangkan kucing betina menjilati vulvanya. Keduanya juga menjilati bagian dubur mereka.
Tentu saja, perilaku ini tampak memalukan, menjijikan, serta mengganggu, terlebih bila dilakukan di luar rumah, taman hewan, atau dilihat pemilik hewan peliharaan lain.
Baca juga: 5 Penyebab Kucing Menjilati Pemiliknya
Dalam hal ini, kucing menjilati kemaluan hanya terkait dengan eliminasi dan tidak terus-menerus. Hanya dengan mengusap area tersebut secara cepat, masalah selesai.
Kucing tidak biasa menjilati area anus setelah buang air besar. Namun, jika kotorannya lengket atau berair, kucing mungkin merasa perlu untuk merapikannya sedikit, terutama jika ada kotoran yang tersangkut di sekitar anus.
Akan tetapi, apabila kucing peliharaan membuang air besar yang normal dan keras biasanya tidak diikuti dengan menjilati.
Baca juga: 5 Cara Memperkenalkan Kucing pada Bayi Baru
Menjilati area urogenital (saluran kemih dan kelamin) yang sering atau terus-menerus dapat mengindikasikan adanya masalah medis.
Beri tahu dokter hewan Anda jika melihat salah satu dari tanda-tanda berikut ini dikutip dari VCA Hospitals, Selasa (14/2/2023).
Baca juga: 7 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan pada Kucing Peliharaan
Kucing yang mengalami infeksi kandung kemih atau batu/kristal dapat menjilati penis atau vulva dalam waktu lama setelah buang air kecil atau mungkin menjilati di antara waktu buang air.
Kucing juga membuang air kecil lebih sering dan mungkin mengejan saat buang air kecil. Sering kali kucing merasa sangat ingin buang air kecil, tetapi hanya menghasilkan sedikit air seni.
Infeksi kandung kemih cukup umum terjadi dan disebabkan bakteri. Beberapa antibiotik oral sudah tersedia dalam bentuk pil dan cairan dan cukup efektif mengatasi infeksi kandung kemih.
Antibiotik suntik biasanya disediakan untuk perawatan di rumah sakit. Jika saluran kemih bagian atas atau ginjal terinfeksi, pengobatan dapat diperpanjang selama rata-rata empat sampai enam minggu.
Baca juga: 5 Permasalahan Mata yang Umum Dialami Kucing