Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Bahaya Tidak Pernah Mengganti Bantal Terlalu Lama

Kompas.com - 19/11/2022, 11:49 WIB
Abdul Haris Maulana

Penulis

 

Kondisi ini dapat menyebabkan hidung seseorang menjadi mampet, terutama saat berbaring.

"Bagi kebanyakan orang dengan deviasi septum nasal, mengangkat kepala membantu drainase hidung. Jika bantalmu cukup rata, hidungmu mungkin lebih tersumbat," kata Dr. Romaker.

Ilustrasi masalah kulit wajahShutterstock/Pixel-Shot Ilustrasi masalah kulit wajah
Mengalami masalah kulit

Coba pikirkan: kulit dan rambutmu terus-menerus menumpahkan minyak dan bantal bergesekan dengan kulit dan rambutmu sepanjang malam.

Baca juga: 7 Tanda Harus Mengganti Bantal Baru

"Bantal mengumpulkan sel-sel kulit mati dan minyak, bersama dengan semua produk yang biasanya kamu tambahkan ke kulit dan rambutmu," kata dokter kulit bersertifikat Cheri Frey, MD, juru bicara Skin of Color Society dan asisten profesor dermatologi di Howard University.

Jika kamu ngiler atau berkeringat saat tidur, air liur dan keringat itu dikatakan Dr. Frey juga bisa diserap oleh bantalmu.

Hal tersebut membuat kamu cukup banyak tertidur di tangki kotoran dan itu dapat merusak kulitmu.

"Kombinasi minyak, sel kulit mati, air liur dan keringat adalah tempat berkembang biaknya bakteri. Ini dapat menyebabkan masalah seperti pori-pori tersumbat, komedo putih, dan bahkan kista," kata Dr. Frey.

Salah satu cara untuk menjaga kulitmu tetap sehat saat kamu tidur adalah menggunakan sarung bantal yang alami dan dapat bernapas, seperti katun atau linen.

Dr. Frey mengatakan produk ini paling baik untuk kulit berjerawat atau sensitif karena dapat mengurangi keringat pada malam hari.

Baca juga: Ini Jenis Bantal yang Tahan Lama dan Cara Memperpanjang Usianya

Meskipun mencuci bantal dengan air panas juga akan meminimalkan pertumbuhan bakteri dan membantu menjaga kulit tetap bersih, kamu tetap perlu menggantinya.

"Bantal akan mulai rusak setelah sekitar dua tahun. Setelah itu, bantal lebih sulit dibersihkan dan cenderung menyebabkan iritasi kulit," tutur Dr. Frey.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com