JAKARTA, KOMPAS.com – Bunga lavender dikenal dapat mengusir berbagai macam serangga, seperti laba-laba dan nyamuk, serta cicak.
Lavender juga memiliki tampilan yang cantik dan aroma yang harum. Inilah mengapa beberapa orang memutuskan menghadirkan tanaman lavender di rumah.
Baca juga: 10 Tanaman Ini Bisa Mengusir Cicak di Rumah, Lavender hingga Serai
Namun, menanam dan merawat lavender tidak mudah. Perawatan yang salah bisa menyebabkan tanaman lavender layu, bahkan berakhir mati.
Dilansir dari All About Gardening, Jumat (18/11/2022), berikut deretan penyebab tanaman lavender layu.
Penyebab pertama tanaman lavender layu adalah terlalu sering menyiramnya. Terlepas dari penyiraman atau curah hujan yang tinggi, aliran air yang besar hanya baik setelah tanaman lavender melalui periode kekeringan.
Sementara untuk aliran terus-menerus atau air yang menggenang di sekitar akar, dapat membuat lavender merasa tidak bahagia. Namun, hal ini bukan berarti tanaman lavender jarang disiram.
Sebab, penyiraman yang jarang juga bisa menyebabkan lavender layu meski kecil kemungkinan karena tanaman ini tahan kekeringan.
Baca juga: Cara Mengusir Laba-laba Menggunakan Minyak Esensial Lavender
Penyebab tanaman lavender layu juga bisa karena baru menanamnya atau memindahkannya ke lokasi tanam yang baru.
Biasanya, ini bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan karena dapat teratasi dengan sendirinya. Tanaman lavender bisa terkejut saat tiba-tiba dipindahkan karena mengalami kesulitan beradaptasi di lokasi baru, bahkan bisa stres selama proses tersebut.
Namun, layu akibat kaget karena transplantasi biasanya bersifat sementara. Dalam kasus terburuk, hal ini bisa menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat atau membuat lavender tidak mekar.
Selain itu, tanah yang padat, penanganan yang agresif, kurangnya air, atau cuaca panas atau dingin yang intens dapat meningkatkan kemungkinan lavender layu setelah tanam.
Baca juga: 6 Tanaman Pengusir Serangga, dari Lavender sampai Mint
Berbeda dengan kebanyakan tanaman kebun, lavender tumbuh subur dengan sedikit atau tanpa pupuk. Terlalu banyak nitrogen dapat membuat tanaman mengalami masalaj.
Ketika mendapat nitrogen dalam jumlah besar, tanaman lavender menyalurkan energinya ke dalam produksi daun. Ini tampak seperti hal baik, tapi sebenarnya dapat melemahkan batang tanaman lavender dan membuatnya terlihat layu.
Ketika terlalu banyak pupuk di tanah, daun bagian bawah biasanya yang pertama layu, lalu menyebar secara keseluruhan, bersamaan dengan perubahan warna dan aroma bunga menurun rendah.
Baca juga: 5 Fakta Menarik Lavender, Telah Ada Ribuan Tahun dan Banyak Manfaat
Tanaman lavender yang tumbuh di pot berukuran salah dapat membuatnya cepat layu karena tidak memiliki ruang akar yang cukup untuk tumbuh secara maksimal.
Tanaman ini dikenal karena sistem akarnya yang luas. Lavender yang ditanam di pot akan mencoba memanjangkan akarnya lebih dalam.
Namun, jika potnya terlalu kecil, akar akan menyentuh sisi wadah dan mulai melilit, yang akhirnya terjadi situasi root bound.
Kondisi ini dapat menyulitkan tanaman mengambil cukup air untuk bertahan hidup. Selain itu, pot kecil juga cepat mengering dan tidak memiliki cukup tanah untuk melindungi akar dari fluktuasi suhu.
Baca juga: 5 Tips Mendekor Kamar Tidur dengan Warna Ungu Lavender
Tanaman lavender mudah layu dalam cuaca panas. Meski menyukai sinar matahari cerah dan tanah kering, suhu di atas 32 derajat Celsius dapat menyebabkannya menjadi layu.
Ini kemungkinan besar terjadi saat gelombang panas tiba-tiba terjadi setelah periode cuaca normal. Tanaman lavender mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk beradaptasi pada kenaikan suhu.
Namun, kondisi layu akibat suhu panas biasanya bersifat sementara. Lavender akan kembali segar ketika bisa beradaptasi dengan suhu.
Busuk akar adalah penyakit yang paling umum terjadi pada tanaman lavender. Tanah yang berat, akar lembek atau bau, dan drainase buruk adalah indikator lain dari busuk akar.
Tanaman lavender menyukai tanah berdrainase baik yang berbatu, berkerikil, atau berpasir. Genangan air bisa mencekik akar serta menyebabkan tumbuhnya penyakit jamur.
Selain itu, membuat tanaman lavender terlihat layu atau terkulai karena akar terlalu tersumbat untuk menyerap air.
Baca juga: Cara Mengusir Laba-laba dari Rumah dengan Lavender
Tunas lavender baru yang tiba-tiba layu, coklat, atau memiliki bercak hitam adalah tanda pasti dari kehadiran penyakit jamur shab.
Ini terjadi karena patogen Phomopsis lavendulae menyerang cabang dan batang lavender pada awal musim semi.
Biasanya, penyakit ini dimulai dengan pucuk yang paling muda sebelum menyebar ke bagian tanaman lainnya. Saat penyakit jamur shab menyebar, pertumbuhan baru akan segera mulai layu dan mati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.