Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Metode Menanam Permakultur Cenderung Tidak Rentan Hama

Kompas.com - 13/09/2022, 20:44 WIB
Nabilla Ramadhian,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comPermakultur adalah metode bercocok tanam yang menyangkut agrikultur dan dilakukan secara menyeluruh karena bergerak dalam circular economy atau close loop.

Artinya, petani menanam jenis tanaman perennial agar selalu panen tanpa harus menanamnya dari awal seperti tanaman annual.

Baca juga: Permakultur, Metode Bercocok Tanam yang Sustainable

Sementara untuk pestisida dan pupuk, Pendiri Bandung Permaculture, Listriana Suherman, mengatakan pegiat permakultur memanfaatkan limbah rumah tangga.

“Permakultur itu kegiatannya di dalam close loop, yakni mengolah limbah sendiri selain bercocok tanam. Pengolahan akan menghasilkan pupuk dan pestisida, jadi enggak perlu beli,” ujarnya dalam talk show Kind of Talks di media sosial Kompas.com yang bertajuk “Solusi Hidup Sehat di Masa Depan, Yuk Mengenal Permakultur!”, Selasa (13/9/2022).

Dalam metode permakultur, sistem tanam yang digunakan adalah polikultur seperti yang umum terjadi dalam pertanian organik. 

Baca juga: Berkebun Secara Permakultur Tidak Butuh Lahan Luas, Begini Caranya

Ilustrasi bercocok tanam, berkebunShutterstock Ilustrasi bercocok tanam, berkebun

Listriana mengungkapkan, sistem polikultur dipilih karena berkaitan dengan serangan hama dan ada berbagai jenis tanaman yang ditanam dalam satu lahan.

Dengan kata lain, tanaman yang ditanam secara polikultur dalam permakultur cenderung tidak rentan hama. 

Listriana menjelaskan, satu jenis tanaman memiliki jenis hama tertentu yang menyukainya. Jika seseorang menanam satu jenis tanaman dalam lahan satu hektare, misalnya, mereka bisa mengalami kerugian karena semua tanaman akan habis diserang hama.

Baca juga: Berkebun Secara Permakultur Tidak Butuh Lahan Luas, Begini Caranya

Begitu pula dengan lahan yang hanya menanam dua jenis tanaman. “Kalau kita dalam satu lahan menanam hanya dua jenis, tetap ada kemungkinan habis karena ada dua jenis hama yang rebutin. Kalau polikultur, banyak jenis tanaman,” katanya.

Listriana mengungkapkan, ia memiliki bedeng berisi 10 jenis tanaman yang berbeda. Memiliki jenis tanaman yang berbeda-beda dapat membuat hama bingung.

“Hamanya bingung, berantem nantinya karena si hama ini bukan berarti mereka berteman dengan jenis hama lainnya. Jadi, hama tanaman A ribut dengan hama tanaman B. Itu fungsi polikultur,” tutup ucap Listriana. 

Baca juga: 6 Cara Menggunakan Cangkang Telur untuk Tanaman agar Sehat dan Subur

Ada companion plant

Ilustrasi berkebun di rooftop atau atap.SHUTTERSTOCK/AYA IMAGES Ilustrasi berkebun di rooftop atau atap.

Dikutip dari The Spruce, Selasa (13/9/2022), companion planting atau penanaman pendamping adalah praktik menanam tanaman yang berbeda secara bersamaan untuk saling menguntungkan.

Ada banyak manfaat menerapkan praktik ini. Tanaman dapat menarik serangga penyerbuk yang bermanfaat, mencegah hama, dan bertindak sebagai penolak serangga.

Tanaman juga berperan dalam kesuburan tanah dengan meningkatkan suplai, ketersediaan, dan serapan hara dari dalam tanah.

Baca juga: Apa Itu Pupuk Fosfor dan Manfaatnya untuk Tanaman?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com