Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Talas Beneng, Pangan Lokal asal Pandeglang yang Kaya Gizi

Kompas.com - 03/06/2022, 11:47 WIB
Nabilla Ramadhian,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Penyuluh Pertanian Kabupaten Pandeglang Dudi Supriyadi mengatakan, daerahnya memiliki pangan lokal yang ukurannya cukup besar, yakni talas beneng.

“Beneng mengandung arti besar dan koneng, menunjukkan ciri fisik umbi talas yang berukuran jauh lebih besar dari talas lainnya dan berwarna kuning,” jelas Dudi dalam Bimbingan Teknis & Sosialisasi Propaktani Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) secara virtual, Kamis (2/6/2022).

Baca juga: PERHEPI: Media Online Bisa Bantu Berdayakan Petani Indonesia

Adapun talas beneng (Xantoshoma undipes K. Koch) baru ditemukan sebagai komoditas yang dapat diunggulkan oleh warga Banten pada 2008.

Dudi menjelaskan, pangan lokal asal Kabupaten Pandeglang ini memiliki keunggulan dalam optimalisasi lahan. Sebab, mereka bisa ditanam di lahan terbuka maupun lahan tegakan.

Ilustrasi talas.SHUTTERSTOCK / Poring Studio Ilustrasi talas.

Artinya, talas beneng bisa ditanam di bawah tegakan tanaman lainnya, seperti cengkeh atau karet. Dengan demikian, penggunaan sebuah lahan bisa lebih dimaksimalkan.

“Kelebihan talas ini mengoptimalisasi lahan marginal karena di kami, lahan-lahan terbuka untuk pangan lain. Jadi, talas beneng kalau ditanam enggak akan mengganggu program jagung, dan pangan lainnya,” ujar dia.

Berdasarkan informasi dari situs resmi Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, karakteristik talas beneng cukup berbeda dengan talas dari daerah lain.

Mereka tumbuh liar di lereng gunung, serta memiliki batang yang besar dan panjang. Pada bagian akarnya pun terdapat kumpulan umbi kecil (kimpul).

Baca juga: Model Pendampingan Diperlukan untuk Meningkatkan Kualitas Petani

Ukuran dan daya tahan talas beneng

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com