JAKARTA, KOMPAS.com - Menanam sayuran dan buah-buahan di pekarang rumah tak hanya membuat pekarang semakin hijau dan teduh. Ketika masa panen tiba, Anda diuntungkan karena bisa memetik dan menikmati hasilnya.
Salah satu tanaman yang dapat ditanam di pekarangan rumah adalah cabai.
Sama halnya dengan tanaman jenis lainnya, tanaman cabai juga harus diberikan pupuk agar bisa tumbuh berkembang dengan baik.
Baca juga: Tertarik Budidaya Cabai Merah? Simak Caranya Berikut Ini
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian, pemupukan merupakan sebuah proses yang harus dilakukan agar tanaman cabai memiliki buah lebat, dan besar.
Beberapa jenis pupuk yang diberikan harus sesuai dengan keadaan, kondisi dan usia tanam cabai.
Sebab, jika salah dalam proses pemberian pupuk, alih-alih tanaman cabai tidak akan berbuah justru akan hidup sengsara bahkan sampai mati.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan beberapa cara dan panduan pemupukan yang baik dan benar.
Baca juga: Tidak Sulit, Begini Cara Mengatasi Penyakit Patek Cabai
Yang harus diperhatikan, usia tanaman cabai dari 1 sampai 30 hari adalah kondisi yang sangat rentan, di mana akar tanaman dan daya hidupnya masih sangat kurang.
Pemberian pupuk kimia tentu saja dapat mengganggu pertumbuhan karena tidak sesuai dengan nutrisi alami yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pupuk yang sesuai dengan tanaman cabai pada usia 1 sampai 30 hari adalah pupuk organik baik kompos maupun pupuk kandang.
Pemberian pupuk kandang dapat dilakukan dengan bahan kotoran ayam kering, sebaiknya kotoran ayam potong yang sudah dijemur dan dikurangi kadar kelembapannya. Perbandingan yang paling baik adalah 1:3, yakni tiga bagian tanah dan satu bagian kotoran ayam.
Baca juga: Cara Pemangkasan Tanaman Cabai yang Benar dan Manfaatnya
Pupuk ini kemudian dicampurkan pada tanah sekitar tanaman cabai pada bagian atas polybag.
Perbandingan jangan lebih dari dari 3:1, karena kotoran ayam mengandung ammonia yang bersifat asam dan pada keadaan tertentu dapat menyebabkan akar tanaman menjadi busuk.
Untuk tanaman cabai usia kurang dari 30 hari adalah hindari memberikan pupuk kimia seperti Urea, TSP, dan KCl terutama tanaman yang baru disemai.
pH dari pupuk tidak cocok dengan kecambah tanaman cabai sehingga kemungkinan tanaman layu dan mati sangat besar.
Baca juga: Cara Mengatasi Kerontokan Bunga dan Buah Tanaman Cabai
Pupuk anorganik setidaknya hanya ditujukan pada tanaman cabai usia lebih dari satu bulan atau akar-akarnya sudah tahan banting terhadap perubahan suhu dan pH.
Setelah proses perawatan secara alami dengan pupuk organik pada usia awal tanam tanaman, maka tanaman cabai sudah siap mendapatkan rangsangan dari pupuk anorganik agar cepat berbuah dan memiliki buah besar.
Pupuk yang dapat diberikan adalah berasal dari pupuk berbahan kimia seperti Uream Larutan Phonska cair, pupuk NPK dan pupuk TSP.
Namun, pemberian pupuk kandang dan organik tidak boleh dihentikan karena kondisi tanah akan terganggu dengan pupuk kimia. Pupuk organik digunakan kembali untuk menggemburkan tanah.
Baca juga: 3 Hama Penyebab Daun Cabai Keriting dan Cara Mengatasinya
Pada saat tanaman cabai memasuki waktu untuk berbuah. Pemberian pupuk kimia harus dihentikan terutama pada masa berbunga dan penyerbukan, namun pemberian pupuk masih tetap dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk organik cair dan juga larutan pupuk phonska cair.
Pemberian pupuk kandang berupa kotoran ayam kering juga dapat dilakukan dengan cara menggali tanah di area sekitar cabai. Tujuannya yakni memberikan unsur hara dan juga melancarkan sirkulasi udara di dalam tanah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.