JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem keuangan syariah saat ini telah berkembang pesat. Tidak hanya perbankan syariah, tetapi juga industri keuangan non-bank syariah.
Bahkan, kini hadir pula lembaga negara pengelolaan dana pertama yang menyediakan layanan syariah, yakni Tabungan Perumahan Rakyat atau Tapera Syariah.
Tapera Syariah pada dasarnya adalah model bisnis Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) berbasis syariah, di mana penyimpanan yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu hanya dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan perumahan dan/atau dikembalikan berikut hasil pemupukannya setelah kepesertaan berakhir berpedoman pada aturan syariah.
Baca juga: Percepat Kebutuhan Rumah, Tapera, BTN, dan Perumnas Berkolaborasi
Direktur Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Fadilah Kartikasari mengatakan, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi agar pengelolaan tabungan perumahan rakyat (Tapera) syariah bisa sejalan dengan pengelolaan Tapera konvensional.
Pertama, kesiapan infrastruktur di organisasi BP Tapera sendiri. Apakah memang telah dibentuk unit syariah khusus yang menangani atau terkait dengan pemupukan dana syariah.
“Kemudian yang kedua adalah adanya risiko investasi. Jadi memang karena ini investasi, jadi diperlukan diversifikasi instrumen investasi untuk meminimize risiko tersebut. Dan ini jadi suatu hal yang wajar tentu saja,” ujarnya dalam webinar Infobank bertajuk Tantangan Pengelolaan Dana Syariah oleh Lembaga Negara: Mengintip Kesiapan Tapera dalam Pengelolaan Dana dan Layanan Syariah, Jumat (12/11/2021).
BP Tapera menawarkan kemudahan dan kebebasan dalam menentukan pembiayaan perumahan bagi masyarakat.
Baca juga: Akad Perdana KPR Tapera BTN Sudah Dimulai di Lampung
Deputi Komisioner Bidang Pengerahan Dana BP Tapera, Eko Ariantoro, mengungkapkan, saat ini sudah ada sebanyak 20 persen peserta yang memilih untuk menggunakan pembiayaan secara syariah.
Eko menyebutkan, peserta BP Tapera pada tahap awal ini memang baru Aparatur Sipil Negara (ASN) saja. Menurutnya, sudah ada sebanyak 4,1 juta peserta hingga saat ini dan 20 persen sudah memilih syariah.
"Berdasarkan data yang masuk 20 persen sudah memilih prinsip syariah. Artinya, nanti ketika semua data masuk, sekitar 4 juta, akan ada tambahan 800 ribu rekening atau peserta yang memilih syariah," jelas Eko.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, bahwa BP Tapera menargetkan bisa memiliki 6 juta peserta pada tahun 2024. Jika 20 persen memilih pembiayaan syariah, Eko memperkirakan, akan ada sebanyak 1,2 juta peserta yang semakin terbiasa dengan ekosistem keuangan syariah.