Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengaruh AC pada Kesehatan dan Siklus Tidur Menurut Ahli

Kompas.com - 05/08/2021, 19:45 WIB
Abdul Haris Maulana,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

Sumber Asia One

JAKARTA, KOMPAS.com - Suhu panas yang terus meningkat setiap tahun telah menyebabkan banyak orang memilih menggunakan AC di rumah mereka. 

Menyalakan AC bisa terasa sangat nyaman, terutama pada siang hari yang terik. Selain itu, AC membantu banyak orang mencapai kualitas tidur yang lebih baik. Meski begitu, menyalakan AC juga memiliki kekurangan.

Dilansir dari Asia One, Kamis (5/8/2021), menurut Profesor James Trevelyan, pendiri startup teknologi lingkungan, Close Comfort, mengatakan bahwa AC memiliki pengaruh terhadap kesehatan dan siklus tidur. 

Baca juga: 6 Cara Menghemat Energi Saat Menggunakan AC di Rumah

Apa dampak negatif penggunaan AC?

Saat dinyalakan di suatu ruangan, AC dapat mendaur ulang udara dalam ruangan yang 'basi' sepanjang waktu. Tidak ada ventilasi udara segar karena semua ventilasi, jendela, dan pintu pada ruangan harus tertutup saat AC dinyalakan.

Karena itu, emisi karbon dioksida dan tubuh manusia secara bertahap menumpuk di udara sepanjang waktu. AC juga menghilangkan kelembapan dari udara sehingga udara menjadi kering.

Akibatnya, kulit menjadi kering, bersisik, dan gatal. Bahkan, menyebabkan iritasi mata dan kesulitan bernapas pada banyak orang. 

Baca juga: Cara Mengatur Suhu AC agar Lebih Dingin dan Hemat Energi

Apa saja dampak negatif AC terhadap kesehatan?

AC dapat menyebabkan seseorang mengalami sick building syndrome (SBS), yakni serangkaian keluhan saat beraktivitas di dalam bangunan.

SBS dikaitkan dengan ketidaknyamanan akut, dari sakit kepala, iritasi mata, hidung, tenggorokan, batuk kering, pusing dan mual, hingga kelelahan, yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas. 

Baca juga: Cara Menghemat Tagihan Listrik karena Penggunaan AC

SBS bisa dihasilkan dari efek penggunaan AC, khususnya AC central. Penyebab utamanya adalah ventilasi yang tidak memadai serta kontaminan kimia seperti senyawa organik volatil (VOC).

Selain itu, ada pula kontaminan biologis yang sering dikaitkan dengan aksi bakteri dalam akumulasi partikel kulit dan bahan biologis lainnya dalam saluran serta komponen AC. 

Baca juga: AC Berbunyi dan Berdengung? Ini 7 Penyebabnya

Apa yang dapat dilakukan agar penggunaan AC tidak mempengaruhi kesehatan?

Cara termudah mengurangi dampak kesehatan dari penggunaan AC adalah meningkatkan ventilasi. Buka jendela agar udara segar dapat masuk.

Tentu saja hal ini dapat meningkatkan biaya pengoperasian AC milikmu, tetapi dapat meningkatkan kualitas tidur secara signifikan dan memastikan tidur terbaik. 

Baca juga: Tips Menyetel AC untuk Tidur yang Nyaman dan Tidak Terlalu Dingin

Seberapa sering AC perlu dibersihkan?

Pencucian atau pembersihan AC secara teratur membantu membersihkan filter di dalamnya. Namun, seberapa sering hal itu perlu dilakukan?

Periksa filter AC setelah beberapa minggu dibersihkan. Kamu mungkin akan terkejut betapa banyak debu yang menumpuk, terutama di kamar tidur atau tempat orang banyak bergerak.

Apabila kondisinya bersih, AC milikmu juga akan bekerja lebih efisien dan mengurangi biaya listrik. Untuk itu, penting untuk membersihkan AC secara rutin. 

Baca juga: 6 Mitos Penggunaan AC yang Tidak Perlu Dipercaya

Apa pengaturan optimal yang harus diperhatikan jika menggunakan AC?

Pertahankan pengaturan suhu setinggi mungkin (suhu saat menyalakan AC tidak rendah). Hal ini akan mengurangi biaya operasional, akumulasi debu, dan dehidrasi, yang semuanya akan bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan, baik kulit maupun kualitas tidur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com