Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ragam Gejala Rabies pada Anjing dan Pertolongan Pertama yang Dilakukan

Ini virus yang dapat mematikan hampir semua anjing atau hewan peliharaan lain yang terinfeksi. Virus rabies menyerang sistem saraf pusat (SSP), lalu menyebar melalui saraf dari tempat infeksi ke otak. 

Hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan yang melibatkan sistem pernapasan, yang akhirnya menyebabkan kematian.

Virus rabies paling umum menyerang anjing, tapi virus ini bisa menginfeksi hewan mamalia atau menyusui, hewan peliharaan, seperti kucing, sapi, kuda, musang, bahkan manusia.

Namun, rabies pada anjing paling sering berasal dari paparan hewan liar seperti kelelawar, rakun, monyet, dan rubah. Hewan-hewan liar ini menjadi inang serta menyebarkan virus mematikan ini atau dikenal sebagai reservoir untuk penyakit ini.

Namun, anjing dan manusia dan tidak dianggap sebagai reservoir inang meski rentan terinfeksi virus rabies. 

Penularan virus rabies paling sering terjadi melalui gigitan dari hewan yang terinfeksi. Ketika gigitan tersebut merusak kulit, virus dapat memasuki aliran darah.

Selain itu, penularan virus rabies bisa melalui cakaran atau luka terbuka yang terkena air liur hewan rabies. Biasanya, dengan cara dijilatl, lalu virus rabies akhirnya ditularkan melalui air liur.

Jarang, air liur atau jaringan saraf dari hewan yang terinfeksi dapat mencemari luka terbuka anjing atau selaput lendir mata, hidung, atau mulut, yang menyebabkan penularan virus tanpa terjadi gigitan. 

Setelah dua sampai empat hari, gejala rabies berkembang cepat ke disfungsi otak, kelemahan atau kelumpuhan kaki, kejang, kesulitan bernapas, hipersalivasi karena kesulitan menelan,  dan perilaku abnormal. Perubahan perilaku ini dapat berkisar, dari agresi ekstrem hingga depresi atau koma.

Dikutip dari PetMD, Selasa (29/11/2022), gejala rabies klasik memiliki dua bentuk, geram dan lumpuh. Anjing yang terkena mungkin menunjukkan tanda-tanda salah satu atau kedua bentuk. 

Jika fase marah berkembang, anjing bisa menjadi agresif dan terkadang delusi. Anjing mungkin tampak berhalusinasi dan menyerang lingkungan mereka tanpa pemicu.

Fase kelumpuhan melibatkan anjing mulai mengembangkan kelumpuhan berbagai sistem otot. Anjing sering kehilangan kemampuan menelan yang menyebabkan hipersalivasi dan mulut berbusa—yang oleh beberapa orang dianggap sebagai tanda umum anjing rabies.

Hingga akhirnya, koma dan kematian terjadi setelah kelumpuhan atau aktivitas kejang yang berkepanjangan. 

Nurul Anjar Prastiwi, dokter hewan yang berpraktik di Vetopet Animal Clinic, Bogor, Jawa Barat, menambahkan gejala umum anjing terkena virus rabies adalah tidak mau makan, demam sub febris, refleks kornea menurun, aktif menyerang, dan menggigit, termasuk manusia.  

Namun, gejala anjing rabies tak selalu menunjukkan keaktifan. Ada beberapa anjing rabies yang justru terlihat diam dan tenang, tapi akan ganas bila didekati.

Sementara itu, gejala rabies pada manusia meliputi demam, mual, rasa nyeri di
tenggorokan, takut air (hidrophobia), takut cahaya, serta air liur berlebihan
(hipersaliva).

Jika dokter hewan mencurigai rabies berdasarkan gejala anjing, diagnosis dapat dilakukan dengan menguji jaringan otak setelah anjing mati. Jaringan otak diperiksa menggunakan metode yang disebut pengujian antibodi fluoresen langsung.  

Namun, bila meyakini anjing peliharaan atau hewan peliharaan mengidap rabies, Corinne Wigfall, dokter hewan dari SpiritDog Training, menyarankan segera mengisolasinya ke dalam kandang atau ruangan dan tidak melakukan kontak lebih lanjut sampai Anda memanggil dokter hewan. 

Dokter hewan akan menyarankan langkah selanjutnya, bahkan mungkin memilih mengangkut sendiri anjing peliharaan Anda ke fasilitas penilaian untuk meminimalkan risiko cedera pada orang lain.

Sebab, mengingat rabies adalah penyakit zoonosis, yakni penyakit pada binatang yang dapat ditularkan kepada manusia. Karena itu, perlu berhati-hati saat menangani anjing yang diduga mengalami rabies.

Nurul mengatakan pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada anjing yang diindikasi terkena rabies adalah mengobati lukanya bila terdapat luka gigitan dari anjing liar atau hewan liar lainnya.

Cuci bekas gigitan atau luka dengan sabun antiseptik di bawah air mengalir selama 10-15 menit. Setelah itu, berikan obat antiseptik pada luka gigitan seperti povidon iodine, lalu hubungi rabies center, seperti dinas peternakan atau kesehatan hewan, untuk pertolongan berikutnya.

Selain itu, bisa pula mengisolasi anjing atau hewan peliharaan selama 10-14 hari untuk mencegahnya menularkan ke hewan lain dan manusia. 

"Apabila anjing terinfeksi rabies, sahabat bulu akan mati dalam waktu dua sampai lima hari," ucap dokter hewan lulusan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 

Jamie Richardson, BVetMed, Kepala Staf Medis di Small Door Veterinary, menambahkan hindari bersentuhan dengan air liur anjing jika mencurigai telah terjadi penularan rabies.

Setelah itu, keluarkan anjing dari dalam rumah dan segera mendisinfeksi area mana pun yang mungkin terinfeksi anjing, terutama dengan air liur. 

"Gunakan larutan pemutih dan air dengan perbandingan 1:32 (4 ons per galon) untuk menonaktifkan virus rabies dengan cepat," ujarnya dilansir dari AKC. 

Selain itu, jika mendapati anjing peliharaan digigit hewan yang terinfeksi rabies, Richardson mengatakan segera membawanya ke dokter hewan untuk mendapatkan vaksin rabies penguat.

“Ini membantu memperkuat kekebalan anjing terhadap rabies dan mengurangi kemungkinan berkembangnya virus. Jangan menunggu gejala karena akan terlambat." 

https://www.kompas.com/homey/read/2022/11/29/140300076/ragam-gejala-rabies-pada-anjing-dan-pertolongan-pertama-yang-dilakukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke