Hal ini juga dibukti sejumlah penelitian, salah satunya sebuah penelitian baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal AERA Open.
Dilansir dari Mental Floss, Rabu (28/9/2022), peneliti Patricia Pendry dan Jaymie Vandagriff dari Washington State University, Amerika Serikat, menemukan siswa yang memelihara hewan dalam salah satu program kunjungan hewan memiliki kadar kortisol atau hormon stres lebih rendah daripada mereka yang tidak.
Dalam percobaan tersebut, para peneliti membagi 249 mahasiswa menjadi empat kelompok. Kelompok pertama bermain dengan tempat penampungan kucing dan anjing selama 10 menit.
Kelompok kedua berdiri dalam antrean menyaksikan kelompok pertama bergaul dengan hewan, tetapi tidak pernah melakukannya sendiri.
Kelompok ketiga diperlihatkan gambar binatang dan kelompok keempat diberitahu bahwa mereka berada di daftar tunggu untuk melihat binatang, tetapi tidak pernah benar-benar melihatnya.
Walhasil, para peneliti menemukan bahwa kelompok siswa yang memelihara hewan memiliki kadar kortisol jauh lebih rendah daripada kelompok lain setelah mengontrol variabel lain seperti tingkat kortisol siswa pada pagi hari itu, berapa lama mereka bangun, atau perbedaan dalam ritme sirkadian.
Karena ini hanya satu studi dengan ukuran sampel mahasiswa yang relatif kecil dari satu universitas, tidak cukup menyarankan bahwa setiap mahasiswa yang dilanda kecemasan dapat dibantu dengan membelai anak anjing.
Namun, penelitian ini setidaknya telah melengkapi manfaat lain dari memelihara anjing atau kucing dan merupakan hal baik untuk dicoba kapan pun Anda merasa sedikit stres
https://www.kompas.com/homey/read/2022/09/28/205500276/memelihara-anjing-dan-kucing-dapat-kurangi-stres-dalam-10-menit