Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Tanda Mendekorasi Rumah Secara Berlebihan

Sebab, kamu bisa mencoba memadupadankan deretan furnitur dengan dekorasi yang ada serta menambah dekorasi baru untuk menciptakan suasana yang menyegarkan.

Kendati demikian, editor Livspace, Preethi Thomas, mengimbau agar menghindari mendekorasi rumah secara berlebihan. 

"Cara menentukan apakah sebuah ruangan terlalu didekorasi adalah jika kamu merasa sesak saat memasukinya,” katanya dalam Livspace, Rabu (19/1/2022).

Lantas, apa saja hal-hal yang menandakan bahwa rumah terlalu didekorasi secara berlebihan? Berikut ini tanda-tandanya. 

Memiliki desain ruangan yang sederhana saat mengaplikasikan satu gaya ruangan bukan tidak mungkin.

Misalnya, gaya Skandinavia. Kamu tetap dapat  mendekorasi ruangan secara berlebihan dengan gaya Skandinavia jika hanya memiliki barang-barang yang terpaku dengan gaya itu. Hal ini membuat rumah terlihat menarik atau seperti rumah-rumah pada majalah desain.

Perlu diketahui, mendekorasi rumah dapat mencerminkan kepribadianmu. Kamu tetap dapat mengusung gaya Skandinavia, tapi tambahkan gaya atau elemen lain yang membuat rumah menghadirkan nuansa “kamu banget”.

Terlalu banyak aksen

Aksen adalah elemen dalam suatu ruangan yang bertujuan menjadi titik fokus dekorasi seperti lukisan besar, cat tembok bertekstur, lampu gantung, atau karpet Maroko.

Ketika ruangan memiliki terlalu banyak aksen, orang-orang akan bingung. Untuk menaruh aksen, aturan praktisnya adalah kamu hanya perlu menaruh satu atau dua aksen dalam suatu ruangan.

Sementara itu, elemen lain dalam ruangan itu harus mendukung aksen yang ada dan tidak mengalihkan perhatian dari aksen. 

Jeda visual pada dasarnya adalah kelegaan dari dekorasi yang monoton. Jika setiap titik dalam ruangan memiliki dekorasi, kamu akan kesulitan mencari ruang kosong bagi mata. 

Ibaratnya, kamu sedang berdiri di sebuah ruangan dengan semua temboknya dipenuhi  rak buku berukuran besar dari lantai ke plafon. 

Meski terlihat indah, hidup di ruangan seperti itu dapat terasa mencekik. Jadi, kosongkan beberapa titik seperti sudut-sudut ruangan, lantai, pintu, dan jendela.

Mencampur gaya yang kurang cocok

Memadupadankan beragam gaya memang menyenangkan. Namun, hati-hati karena bisa saja gaya yang dihasilkan justru terlihat aneh karena tidak cocok seperti art deco dan minimalis.

Sebelum mencampur gaya ruangan, coba melihat lebih lanjut apakah dua gaya yang dipilih akan saling melengkapi atau tidak.

Selain itu, pikirkan apakah kamu mencampur gaya-gaya tersebut hanya untuk mengikuti tren saja atau pencampuran gaya itu berarti untukmu. 

Lalu, titik pertemuan antargaya itu dalam bentuk apa? Apakah warna, bahan, atau hal lain? Jika deretan premis dasar itu terpenuhi, kamu bisa mencoba memadukannya.

Akan tetapi, sebaiknya mencari bantuan dari desainer profesional untuk hasil akhir yang sesuai ekspektasi.

Memiliki ruangan yang memiliki terlalu banyak pola dapat membuatnya terlihat ramai, bahkan membuatmu sakit kepala.

Sementara itu, memiliki terlalu banyak unsur kayu dalam interior dapat membuat ruangan terlalu padat.

Begitu pun memiliki terlalu banyak warna yang sama dalam suatu ruangan dapat membuat dekorasi rumah tampak berlebihan serta kamu terlihat kurang imajinatif.

Pada dasarnya, menampilkan sesuatu terlalu banyak dapat merusak tampilan dan suasana rumah. Ingat, kesinambungan desain lebih tentang potongan elemen desain yang sama di berbagai bagian rumah.

Jadi, gunakan hal yang berbeda, tapi saling melengkapi. Misalnya, menghadirkan motif bunga dan pola geometris dalam suatu ruangan.

Atau memilih satu warna dominan dan ciptakan skema warna di sekitarnya. Seperti menghadirkan barang berwarna biru cerah dalam ruangan yang dihiasi oleh warna biru yang lebih terang. Sebab, pemilihan warna yang sama membuat dekorasi tampak datar.

https://www.kompas.com/homey/read/2022/01/19/211700576/5-tanda-mendekorasi-rumah-secara-berlebihan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke