Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Simak, 7 Tren Dekorasi Ruang Kerja yang Sudah Ketinggalan Zaman

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebelum virus corona mewabah, ruang kerja di rumah sering dianggap sebagai ruang tambahan saja. Namun, ketika sebagian besar perusahaan menerapkan kebijakan kerja dari rumah alias work from home, ruang kerja menjadi fitur yang sangat penting.

Seringkali, ada dorongan kolektif untuk menciptakan ruang kerja yang diharapkan dapat mendongkrak produktivitas dan fokus. Namun, masih ada saja tren dekorasi ruang kerja yang sebetulnya sudah berlalu tetap diterapkan di rumah.

Dilansir dari Hunker, Senin (9/8/2021), berikut beberapa tren dekorasi ruang kerja di rumah yang sebetulnya sudah ketinggalan zaman.

1. Meja eksekutif

Meja eksekutif adalah meja besar dan lebar yang biasanya terlihat ruang perkantoran tradisional. Menurut Sharon Falcher dan Sherica Maynard, desainer dan pendiri Desain Interior oleh S&S, meja kerja semacam ini sudah ketinggalan zaman.

"(Meja eksekutif) sangat penting di tahun 1990-an dan awal 2000-an," jelasbFalcher dan Maynard.

Keduanya mengatakan, saat ini semakin sedikit orang yang menggunakan meja eksekutif yang besar. Menurut mereka, para klien kini mencari lebih banyak meja tulis, yang memiliki profil lebih kecil.

2. Papan corkboard tradisional

Seperti meja eksekutif, papan corkboard atau papan cukup lazim ditemukan di ruang kerja pada tahun 1990-an dan awal 2000-an.

"Ini adalah alat penataan yang hebat, tetapi orang-orang menjadi lebih digital. Tidak perlu memiliki papan yang diisi dengan daftar tugas atau pengingat," ungkap Falcher dan Maynard.

Apabila Anda masih ingin menggunakan papan corkboard di ruang kerja di rumah, pertimbangkan untuk menggunakannya lebih sebagai bagian dari dekorasi.

3. Sistem pengarsipan fisik

Sistem penyimpanan seperti lemari arsip atau tumpukan folder sudah tidak menjadi tren dekorasi ruang kerja lagi.

"Berkat penyimpanan cloud, kita tidak lagi membutuhkan (banyak) penyimpanan dokumen fisik untuk tumpukan dokumen yang tak ada habisnya," tutur Mary Maloney, desainer interior dan pemilik Bee's Knees Interior Design.

"Dengan menghilangkan lemari arsip yang tidak menarik, kita memiliki lebih banyak ruang dan kebebasan untuk berkreasi," imbuhnya.

4. Seni tipografi

Menurut Kara Thomas, desainer interior dan pendiri Studio KT, seni tipografi yang banyak ditemukan pada unggahan di media sosial seperti Instagram atau Pinterest sudah ketinggalan zaman.

"Saya yakin sebagian besar dari kita menghargai kata-kata penyemangat untuk membuat kita tetap termotivasi sepanjang hari kerja, tetapi trennya sudah mati. Cobalah (karya) fotografi atau seni abstrak sebagai gantinya," saran Thomas.

5. Ruang kerja seperti di kantor

"Karya seni, tanaman, dan dekorasi (sedang) banyak dimasukkan ke dalam ruang kerja di rumah," ungkap Linda Hayslett, desainer dan pendiri LH.Designs.

"Orang-orang tidak ingin hanya memiliki perlengkapan kantor untuk dilihat. Mereka ingin melihat benda (menarik), karya seni yang menginspirasi, dan (menyalakan) lilin untuk membuat mereka termotivasi dan produktif dalam alur kerja mereka," ujar Hayslett.

6. Ruang kerja terpisah

Dengan diterapkannya kebijakan kerja dari rumah, orang-orang beralih dari gagasan bahwa ruang kerja di rumah perlu menjadi area yang terpisah. Tapi saat ini, orang menciptakan ruang kerja di ruangan yang sudah ada.

"Ruang kerja di rumah dulu memiliki kamar sendiri atau ruang yang jauh dari segala sesuatu di rumah," papar Hayslett.

7. Kursi yang tidak ergonomis

"Dengan penerapan kerja dari rumah, saya pikir banyak dari kita mengetahui bahwa kursi makan terlihat bagus tetapi sangat tidak nyaman setelah duduk untuk waktu yang lama," jelas Thomas.

Hal ini telah mendorong orang untuk berinvestasi di kursi yang lebih ergonomis untuk situasi kerja yang lebih sehat dan tidak menyakitkan.

https://www.kompas.com/homey/read/2021/08/09/084400476/simak-7-tren-dekorasi-ruang-kerja-yang-sudah-ketinggalan-zaman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke