Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Bahan Kimia yang Sebaiknya Dikurangi dalam Rutinitas Pembersihan

JAKARTA, KOMPAS.com - Demi mewujudkan rumah yang bersih dan nyaman secara menyeluruh, setiap penghuni rumah biasanya akan melakukan kegiatan pembersihan atau bersih-bersih yang dilakukan beberapa minggu sekali.

Saat hendak melakukan kegiatan bersih-bersih pada berbagai area rumah dan perabotan, hampir semua orang pasti bergantung atau mengandalkan beragam produk pembersih, agar proses pembersihan jadi lebih mudah.

Namun, perlu kamu ketahui bahwa produk pembersih konvensional seringkali mengandung beberapa bahan yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia.

Dilansir dari beberapa sumber, Selasa (6/4/2021), berikut ini adalah 5 bahan kimia yang mungkin ingin kamu hentikan, dan alternatif yang lebih sehat untuk pembersih yang lebih bersih.

1. Phthalate

Phthalate atau ftalat sering ditemukan dalam produk pembersih untuk memberikan aroma yang menyenangkan.

Phthalate adalah senyawa kimia sintetik semivolatile yang dikenal sebagai pengganggu endokrin, yaitu bahan kimia yang dapat sebabkan tumor kanker, cacat lahir, dan berbagai gangguan perkembangan.

Penelitian menunjukkan bahwa paparan phthalate terutama terjadi melalui penghirupan, diikuti oleh kontak kulit.

Oleh karena itu, pilih produk bebas pewangi dan tambahkan beberapa tetes minyak esensial.

Minyak esensial lavender memberikan aroma yang menenangkan, sementara minyak esensial lemon menawarkan aroma segar dan juga zat pencerah alami.

2. 2-Butoksiethanol

Populer sebagai pembersih di jendela, dapur, dan pembersih serbaguna, 2-butoxyethanol atau 2-butoksiethanol membantu melarutkan zat seperti minyak dan kotoran.

Saat bahan kimia ini banyak digunakan, hal itu dapat menyebabkan sakit tenggorokan saat dihirup.

Sementara paparan 2-butoksiethanol dalam jumlah besar telah dikaitkan dengan masalah pernapasan, tekanan darah rendah, penurunan kadar hemoglobin, kerusakan hati dan ginjal, dan lebih banyak masalah kesehatan.


Pilihlah larutan pembersih buatan sendiri dengan bahan dasar cuka, air, dan minyak esensial. Pembersih jendela buatan sendiri ini adalah pilihan yang bagus.

Pastikan untuk menggunakan larutan cuka ini hanya pada permukaan yang tidak berpori.

3. Amonia

Bahan kimia populer lainnya yang dapat membahayakan kesehatanmu adalah amonia, yang biasanya ditemukan di berbagai produk pembersih.

Amonia memiliki kemampuan untuk memecah lemak dan kotoran dengan cepat, membuat permukaan bebas goresan.

Namun, paparan langsung amonia dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, sedangkan jika terhirup dapat membakar sistem pernapasan.

Sebuah kelompok kerja lingkungan memberikan pembersih serba guna alternatif yang sehat dan tak kalah baik untuk pembersihan.

Kamu bisa tambahkan alkohol gosok ke pembersih air cuka agar lebih cepat menguap dan menghasilkan goresan yang lebih sedikit

4. Klorin

Bersamaan dengan keberadaannya dalam air keran rumah tangga, klorin biasa ditemukan dalam bubuk gosok, pembersih toilet, penghilang jamur, dan pemutih cucian.

Klorin adalah zat pengiritasi kulit, pengiritasi saluran pernapasan, dan bahkan dapat menjadi pengganggu tiroid yang serius.

Alternatif yang lebih sehat untuk membersihkan kloset adalah kombinasi soda kue dan sabun pencuci piring.

5. Natrium Hidroksida

Ditemukan dalam pembersih oven dan pembuka saluran yang mampet, natrium hidroksida dapat menyebabkan luka bakar yang parah jika menyentuh kulit atau mengenai mata.

Menghirupnya juga bisa menyebabkan sakit tenggorokan. Alternatif yang lebih aman untuk membuka saluran air yang tersumbat adalah penggunaan snake tool.

Untuk membersihkan oven, taburkan baking soda di atas permukaan hingga tertutup, lalu semprotkan baking soda dengan cuka putih hingga basah dan berbuih. Setelah sekitar 20 menit, lap hingga bersih.

https://www.kompas.com/homey/read/2021/04/06/135800776/5-bahan-kimia-yang-sebaiknya-dikurangi-dalam-rutinitas-pembersihan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke