Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Kompas.com - 09/05/2024, 10:34 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

RAFAH, KOMPAS.com - Marwan Al Masri, penduduk Gaza yang mengungsi ke Rafah, pada Rabu (8/5/2024) mengatakan bahwa kehidupan benar-benar terhenti sejak pasukan Israel memasuki kota tersebut.

Lebih dari 1,4 juta orang memadati Rafah, kota di perbatasan selatan Jalur Gaza dengan Mesir.

Banyak orang di Rafah mengungsi beberapa kali selama perang yang sudah berlangsung tujuh bulan, dan sekarang kembali ke utara setelah pasukan Israel memerintahkan evakuasi di bagian timur kota tersebut.

Baca juga: Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

“Kehidupan benar-benar terhenti di pusat Kota Rafah,” kata Masri (35) yang mengungsi dari Gaza utara.

“Jalanan kosong dari orang-orang, dan pasar-pasar tutup,” lanjutnya kepada wartawan AFP.

“Kami semua takut akan adanya kemajuan dalam invasi, seperti yang terjadi di timur, yang kini benar-benar kosong dari penduduk”.

Masri menambahkan, dia dan kerabatnya tegang serta takut dengan semakin dekatnya penembakan yang mereka rasakan.

Sementara itu, Ibtihal Al Arouqi yang mengungsi dari kamp pengungsi Al Bureij di Gaza tengah merasa kembali menjadi tuna wisma.

“Kami keluar dari bawah reruntuhan rumah kami di Al Bureij, dan sekarang karena penembakan hebat di Rafah, saya dan anak-anak di jalanan,” ujarnya.

Perempuan berusia 39 tahun itu bercerita, baru dua pekan lalu ia melahirkan melalui operasi caesar.

“Kami tidak tahu harus pergi ke mana. Tidak ada tempat yang aman,” tambah Arouqi.

Dia berbicara dari Rafah barat, lokasi banyak warga Palestina tinggal.

Rafah barat relatif lebih tenang dibandingkan timur yang banyak dibombardir, tetapi juga dilanda penembakan.

Baik Arouqi maupun Masri mengungkapkan, gencarnya penembakan memenuhi langit dengan debu dan asap sehingga membuat mereka sulit bernapas.

“Situasi di Rafah kacau,” kata Mohammed Abu Mughaiseeb, koordinator medis untuk badan amal Doctors Without Borders (MSF) di Rafah.

Ia sendiri mengungsi dari Gaza dan menyebutkan, orang-orang membawa barang-barang, kasur, selimut, dan peralatan dapur dengan truk untuk melarikan diri dari Rafah timur.

"(Namun), tidak ada lagi tempat di sebelah barat Rafah,” kata Abu Mughaiseeb kepada AFP.

Rumah sakit Al Najjar di kota itu ditutup, dievakuasi oleh tim medis untuk menghindari insiden serupa di Al Shifa atau Nasser, tambahnya, merujuk pada dua fasilitas medis Gaza yang diserang Israel selama perang.

Baca juga:

"Tak ada ruang"

Banyak orang mengungsi dari Rafah menuju utara, ke kota terdekat di Khan Yunis serta Deir Al Balah di tengah Jalur Gaza. Ribuan tenda memenuhi pesisir pantai di sana.

Ahmed Fadel (22) adalah salah satu dari banyak orang yang kembali ke utara Gaza.

Dari Kota Gaza, ia awalnya dipindahkan ke kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah kemudian diperintahkan pergi ketika pasukan Israel memasuki kamp Al Bureij di dekatnya.

“Kami pergi dan pindah ke Rafah, tetapi mereka menyerang dan mengancam kota tersebut, jadi kami ke Deir Al Balah yang sudah penuh sesak,” imbuhnya kepada AFP.

Para jurnalis AFP melihat antrean panjang warga Palestina yang mengungsi dari Rafah dengan mobil, truk, kereta yang ditarik keledai, tuk-tuk, atau berjalan kaki sambil membawa barang-barang semampu mereka.

Tayangan AFP pada Rabu menunjukkan ribuan tenda dan tempat berlindung memadati sepanjang pesisir Deir Al Balah.

Jalanan dipenuhi orang-orang yang membongkar barang-barang atau menjual dagangan.

“Deir Al Balah itu kota kecil,” kata pedagang lokal bernama Abdelmajid Al Kurd kepada AFP.

“Ini kota yang sangat kecil dan sekarang sangat padat. Tidak ada ruang atau fasilitas untuk menampung orang-orang ini."

Baca juga: Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Kompensasi Singapore Airlines Rp 162 Juta | Pesawat Wapres Malawi Ditemukan

[POPULER GLOBAL] Kompensasi Singapore Airlines Rp 162 Juta | Pesawat Wapres Malawi Ditemukan

Global
Sejarah Perang Kosovo dan Kontroversi Pemboman NATO

Sejarah Perang Kosovo dan Kontroversi Pemboman NATO

Global
Perang Saudara Sudan Mendekati Level Genosida

Perang Saudara Sudan Mendekati Level Genosida

Global
Rusia Jamin Tak Akan Rekrut Warga Sri Lanka Lagi untuk Perang di Ukraina

Rusia Jamin Tak Akan Rekrut Warga Sri Lanka Lagi untuk Perang di Ukraina

Global
Wapres Malawi Saulos Chilima Dipastikan Tewas, Pesawat Hancur Total

Wapres Malawi Saulos Chilima Dipastikan Tewas, Pesawat Hancur Total

Global
PBB Kaget 274 Warga Palestina Tewas Saat Israel Bebaskan 4 Sandera

PBB Kaget 274 Warga Palestina Tewas Saat Israel Bebaskan 4 Sandera

Global
Konflik Bersenjata di Dunia pada 2023 Terbanyak sejak Perang Dunia II

Konflik Bersenjata di Dunia pada 2023 Terbanyak sejak Perang Dunia II

Global
Hewan Misterius Muncul Saat Pelantikan Pejabat India, Berkaki 4, Hanya Tampak Samar

Hewan Misterius Muncul Saat Pelantikan Pejabat India, Berkaki 4, Hanya Tampak Samar

Global
Sosok 6 Calon Presiden Iran untuk Menggantikan Raisi

Sosok 6 Calon Presiden Iran untuk Menggantikan Raisi

Internasional
Saldo Tiba-tiba Tambah Rp 103 Juta, Perempuan Ini Jujur Cari Orang yang Salah Transfer

Saldo Tiba-tiba Tambah Rp 103 Juta, Perempuan Ini Jujur Cari Orang yang Salah Transfer

Global
Pesawat Wakil Presiden Malawi Ditemukan, Presiden: Tak Ada Penumpang yang Selamat

Pesawat Wakil Presiden Malawi Ditemukan, Presiden: Tak Ada Penumpang yang Selamat

Global
Nenek 97 Tahun Ini Akhirnya Lulus SMA Setelah 80 Tahun Berhenti Sekolah

Nenek 97 Tahun Ini Akhirnya Lulus SMA Setelah 80 Tahun Berhenti Sekolah

Global
Pembunuh dan Pemerkosa Saat Genosida Rwanda Dipenjara 25 Tahun di Belgia

Pembunuh dan Pemerkosa Saat Genosida Rwanda Dipenjara 25 Tahun di Belgia

Global
Iseng Beli Lotre Saat Mampir Minum di Toserba, Wanita Ini Menangi Rp 16 Miliar

Iseng Beli Lotre Saat Mampir Minum di Toserba, Wanita Ini Menangi Rp 16 Miliar

Global
UU Siber Nigeria Dijadikan Alat untuk Bungkam Suara Kritis

UU Siber Nigeria Dijadikan Alat untuk Bungkam Suara Kritis

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com