Ia sendiri mengungsi dari Gaza dan menyebutkan, orang-orang membawa barang-barang, kasur, selimut, dan peralatan dapur dengan truk untuk melarikan diri dari Rafah timur.
"(Namun), tidak ada lagi tempat di sebelah barat Rafah,” kata Abu Mughaiseeb kepada AFP.
Rumah sakit Al Najjar di kota itu ditutup, dievakuasi oleh tim medis untuk menghindari insiden serupa di Al Shifa atau Nasser, tambahnya, merujuk pada dua fasilitas medis Gaza yang diserang Israel selama perang.
Baca juga:
Banyak orang mengungsi dari Rafah menuju utara, ke kota terdekat di Khan Yunis serta Deir Al Balah di tengah Jalur Gaza. Ribuan tenda memenuhi pesisir pantai di sana.
Ahmed Fadel (22) adalah salah satu dari banyak orang yang kembali ke utara Gaza.
Dari Kota Gaza, ia awalnya dipindahkan ke kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah kemudian diperintahkan pergi ketika pasukan Israel memasuki kamp Al Bureij di dekatnya.
“Kami pergi dan pindah ke Rafah, tetapi mereka menyerang dan mengancam kota tersebut, jadi kami ke Deir Al Balah yang sudah penuh sesak,” imbuhnya kepada AFP.
Para jurnalis AFP melihat antrean panjang warga Palestina yang mengungsi dari Rafah dengan mobil, truk, kereta yang ditarik keledai, tuk-tuk, atau berjalan kaki sambil membawa barang-barang semampu mereka.
Tayangan AFP pada Rabu menunjukkan ribuan tenda dan tempat berlindung memadati sepanjang pesisir Deir Al Balah.
Jalanan dipenuhi orang-orang yang membongkar barang-barang atau menjual dagangan.
“Deir Al Balah itu kota kecil,” kata pedagang lokal bernama Abdelmajid Al Kurd kepada AFP.
“Ini kota yang sangat kecil dan sekarang sangat padat. Tidak ada ruang atau fasilitas untuk menampung orang-orang ini."
Baca juga: Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.