Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Ermaya
Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI

Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI.

Tekanan Geopolitik Global Picu Harga Minyak Naik

Kompas.com - 22/03/2024, 11:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TEKANAN geopolitik global menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia.

Konstelasi politik dan ekonomi yang kompleks di berbagai belahan dunia telah menciptakan ketidakpastian signifikan, yang berdampak langsung pada aktivitas ekonomi dan investasi.

Ketika terjadi konflik antara kekuatan besar, atau di wilayah yang kaya akan sumber daya alam, maka harga komoditas seperti minyak dapat mengalami lonjakan tajam.

Hal ini dapat berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi negara-negara yang bergantung pada ekspor komoditas tersebut, termasuk Indonesia sebagai salah satu produsen minyak terbesar di dunia.

Sebutlah kenaikan harga minyak pada perdagangan Selasa (19/3/2024), di mana hal ini mencerminkan kompleksitas konstelasi geopolitik global.

Konstelasi ini ditandai persaingan antara kekuatan besar, ketegangan regional, konflik berskala kecil, dan dinamika politik yang terus berubah di berbagai belahan dunia.

Salah satu aspek utama dari konstelasi geopolitik global saat ini adalah rivalitas antara kekuatan besar, terutama antara Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia. Persaingan ini mencakup berbagai bidang, mulai dari ekonomi dan perdagangan hingga teknologi dan keamanan.

Tindakan dan kebijakan dari negara-negara ini dapat secara langsung memengaruhi stabilitas ekonomi dan politik global, termasuk harga dan ketersediaan minyak.

Kenaikan harga minyak di pasar global

Hari-hari ini adanya kenaikan harga minyak di pasar global, antara lain memang dipicu ketegangan geopolitik. Hal ini merupakan fenomena yang menggambarkan hubungan kompleks antara politik dan ekonomi dalam pasar komoditas global.

Ketika terjadi konflik atau ketegangan antara negara-negara, terutama di wilayah produsen minyak utama, pasar minyak dapat menjadi sangat rentan terhadap fluktuasi harga yang tajam.

Dalam konteks ini, kenaikan harga minyak menjadi cerminan dari ketidakpastian politik yang merembes ke pasar komoditas.

Dampak langsung dari ketegangan geopolitik terhadap pasar minyak adalah peningkatan risiko bagi pelaku pasar dan investor.

Ketidakpastian politik dapat menciptakan gangguan dalam pasokan minyak, baik melalui gangguan produksi atau infrastruktur, maupun melalui ancaman terhadap jalur distribusi minyak.

Sebagai respons, pasar akan bereaksi dengan meningkatkan premi risiko, yang tercermin dalam kenaikan harga minyak.

Lebih dari sekadar memengaruhi harga minyak, ketegangan geopolitik juga dapat memiliki dampak lebih luas terhadap perekonomian global.

Kenaikan harga minyak dapat menyebabkan biaya produksi lebih tinggi bagi perusahaan, yang kemudian dapat mengurangi profitabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, konsumen juga akan merasakan dampaknya melalui harga-harga yang lebih tinggi untuk berbagai produk dan layanan yang menggunakan minyak sebagai bahan baku atau energi.

Ketegangan geopolitik juga dapat memengaruhi keputusan investasi. Investor cenderung menjadi lebih hati-hati dan konservatif dalam mengalokasikan modal mereka ketika ada ketidakpastian politik yang tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com