Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. (HC) Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa
Pengamat Dunia Maritim

Pengamat Dunia Maritim

Keamanan Maritim Menghadapi Pemberontakan Houthi di Laut Merah

Kompas.com - 14/01/2024, 13:56 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Selain itu, negara-negara yang bergantung pada impor bahan pokok melalui jalur maritim Laut Merah menghadapi risiko ketidakstabilan pasokan yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi domestik.

Perubahan dinamika perdagangan dapat menciptakan tekanan tambahan pada perekonomian nasional, mengancam keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Dampak serangan di Laut Merah menciptakan tantangan global yang memerlukan kerja sama dan solusi bersama dari komunitas internasional.

Melalui upaya kolaboratif, negara-negara dan perusahaan pelayaran global dapat merespons dengan lebih efektif terhadap ketidakpastian yang diakibatkan oleh konflik regional, sambil menjaga stabilitas ekonomi global dan keberlanjutan sistem perdagangan internasional.

Untuk menyikapi tantangan kompleks yang dihadapi oleh perusahaan pelayaran nasional dan global akibat serangan di Laut Merah, diperlukan langkah-langkah strategis yang terencana dengan baik.

Terlebih lagi, Indonesia sebagai anggota Dewan International Maritime Organization (IMO) memiliki momentum untuk menempatkan negara ini dalam posisi strategis guna menghadapi tantangan keamanan di Laut Merah.

Dalam konteks ini, pendekatan holistik dan berbasis kerja sama menjadi kunci utama untuk mencapai keamanan maritim yang optimal. Melibatkan berbagai pihak, seperti perusahaan pelayaran, adalah langkah pertama yang perlu diambil.

Dengan mendorong partisipasi aktif dari sektor ini, Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya dan keahlian industri pelayaran untuk meningkatkan pengawasan dan keamanan di wilayah Laut Merah.

Penerapan teknologi terkini juga menjadi aspek penting dalam pendekatan ini. Indonesia dapat memanfaatkan inovasi dalam bidang teknologi maritim untuk meningkatkan pemantauan dan deteksi potensi ancaman.

Dengan demikian, potensi serangan terhadap kapal dapat dipersempit, memberikan perlindungan yang lebih baik.

Selain itu, diplomasi internasional memainkan peran krusial dalam mengatasi tantangan keamanan di Laut Merah.

Indonesia, sebagai anggota Dewan IMO, dapat aktif terlibat dalam upaya diplomasi untuk meredakan ketegangan dan menciptakan kerangka kerja sama yang kuat antarbangsa.

Perubahan kebijakan juga menjadi bagian integral dari solusi ini. Melalui dukungan aktif terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB, Indonesia dapat berperan dalam menegakkan norma internasional untuk melindungi perdagangan global, hak navigasi, dan perdamaian regional.

Meskipun Dewan Keamanan PBB telah meloloskan resolusi dengan mayoritas mendukung, peran diplomasi Indonesia dapat membantu mengatasi ketidaksetujuan dari beberapa negara, seperti Rusia, China, Mozambik, dan Aljazair yang memilih untuk abstain.

Dengan keterlibatan aktif dan efektif, Indonesia dapat memastikan bahwa resolusi ini diimplementasikan dengan baik untuk mencapai lingkungan maritim yang lebih aman dan terlindungi.

Maka secara keseluruhan, melalui pendekatan holistik yang mencakup perusahaan pelayaran, teknologi terkini, diplomasi internasional, dan perubahan kebijakan, Indonesia dapat memainkan peran yang signifikan dalam menciptakan keamanan di Laut Merah.

Keamanan ini tidak hanya akan melindungi terhadap serangan, tetapi juga akan mendukung kelancaran perdagangan nasional, regional, dan global, serta mendorong keberlanjutan sektor pelayaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baku Tembak Meningkat di Rafah, 82 Warga Palestina Terbunuh 24 Jam Terakhir

Baku Tembak Meningkat di Rafah, 82 Warga Palestina Terbunuh 24 Jam Terakhir

Global
Penyebab Gelombang Panas di Filipina dan Negara Asia

Penyebab Gelombang Panas di Filipina dan Negara Asia

Global
Komandan Hezbollah Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

Komandan Hezbollah Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

Global
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
AS Peringatkan Georgia: Jangan Jadi Musuh Barat, Jangan Ikuti Rusia

AS Peringatkan Georgia: Jangan Jadi Musuh Barat, Jangan Ikuti Rusia

Global
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi 'Zero Conflict'

Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi "Zero Conflict"

Global
Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Global
Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Global
AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

Global
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Global
Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com