Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER GLOBAL] Cerita Pengungsi Rohingya | Israel-Hamas Gencatan Senjata

Kompas.com - 23/11/2023, 07:01 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KOMPAS.com - Cerita tentang pengungsi Rohingya yang hanya ingin tinggal di Indonesia memuncaki daftar artikel Populer Global hari ini.

Di bawahnya ada berita tentang Israel-Hamas gencatan senjata selama empat hari, dan Amerika Serikat menyerang pangkalan udara di Irak.

Berikut adalah rangkuman artikel-artikel Populer Global sepanjang Rabu (22/11/2023) hingga Kamis (23/11/2023) pagi.

Baca juga: Penjelasan Hamas tentang Teknis Gencatan Senjata Sementara dengan Israel

1. Pengungsi Rohingya: Kami Hanya Ingin Tinggal di Indonesia, Tak Mau di Tempat Lain

Kapal kayu yang membawa 219 pengungsi Rohingya berlabuh di Pantai Ujung Kareung, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, Aceh, pada Selasa (21/11/2023) malam.

Kedatangan mereka mendapat penolakan dari warga. Para pengungsi itu pun harus meringkuk di pantai semalaman, dilingkari pita kuning garis polisi yang dimaksudkan untuk mencegah melarikan diri.

Penduduk setempat bahkan berupaya mendorong para pengungsi Rohingya kembali ke laut pada Rabu (22/11/2023).

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Siapa Rohingya dan Sejarah di Myanmar

2. Netanyahu Nyatakan Israel Akan Terus Berperang di Gaza sampai Semua Tujuan Tercapai

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (21/11/2023) berjanji untuk melanjutkan perang melawan Hamas di Jalur Gaza, Palestina.

Dia menegaskan, gencatan senjata sementara untuk melepaskan sandera di Gaza tidak akan berarti akhir dari pertempuran.

“Ada pembicaraan yang tidak masuk akal di luar sana bahwa setelah mengembalikan korban penculikan, kami akan menghentikan perang,” kata Netanyahu, sebagaimana diberitakan Al Jazeera.

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Sejarah Baru Miss Universe 2023, Perempuan Plus-Size Boleh Ikut Serta

3. Israel-Hamas Sepakat Gencatan Senjata 4 Hari, 50 Sandera Akan Dibebaskan

Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata selama empat hari yang akan membuat kelompok Palestina tersebut membebaskan puluhan sandera.

Kedua belah pihak mengumumkan hal itu pada Rabu (22/11/2023).

Kabinet Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui kesepakatan tersebut setelah pertemuan yang berlangsung hampir sepanjang malam.

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Yordania Tingkatkan Kehadiran Tentara di Sepanjang Perbatasan dengan Israel

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com