KOMPAS.com - Jepang pada Kamis (24/8/2023) mulai membuang air limbah olahan dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi ke Samudera Pasifik.
Hal itu jadi berita paling populer di kanal Global Kamis (24/8/2023), di samping berita dugaan tewasnya bos Wagner Yevgeny Prigozhin.
Rangkuman selengkapnya bisa Anda simak di bawah ini.
Baca juga: ART Asal Sumut Alami Penyiksaan dan Kekerasan Seksual Hampir 3 Tahun di Malaysia
Jepang pada Kamis (24/8/2023) mulai membuang air limbah olahan dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi ke Samudera Pasifik.
Dalam video siaran langsung dari ruang kendali PLTN Fukushima, operator fasilitas tersebut yaitu Tokyo Electric Power Company (TEPCO) menunjukkan seorang staf menyalakan pompa air laut.
Proyek kontroversial ini diperkirakan akan berlangsung selama puluhan tahun.
Baca juga: Ibu Pasukan AS yang Kabur ke Korut Ungkapkan Kegundahannya
Belum diketahui apakah pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, termasuk korban tewas dalam kecelakaan pesawat yang jatuh di Rusia pada Rabu (23/8/2023).
VOA memberitakan, belum jelas apakah Prigozhin berada dalam pesawat itu, meskipun regulator penerbangan sipil Rusia yaitu Rosaviatsia mengatakan bahwa namanya tertera dalam daftar penumpang.
“Menurut maskapai penerbangan, penumpang berikut berada di dalam pesawat Embraer-135 (EBM-135BJ):… Prigozhin, Yevgeny,” kata Rosaviatsia, dikutip dari kantor berita AFP.
Baca juga: Profil Yevgeny Prigozhin, dari Koki Pribadi Putin hingga Jadi Pentolan Wagner
Pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner yaitu Yevgeny Prigozhin diduga tewas dalam kecelakaan pesawat pada Rabu (23/8/2023).
Grup Wagner pada Juni 2023 berupaya menggulingkan kepemimpinan militer Rusia, tetapi Prigozhin membatalkan niat tersebut di tengah jalan.
Kementerian Situasi Darurat Rusia mengumumkan, semua sepuluh orang di dalam pesawat tewas, termasuk tiga awak kabin.
Baca juga: Profil Srettha Thavisin, Pengusaha Ramah yang jadi PM Thailand
Ketika pemimpin kelompok Wagner melancarkan pemberontakan bersejarahnya, yang menimbulkan krisis terbesar dalam 23 tahun pemerintahan Vladimir Putin, banyak yang bertanya-tanya bagaimana tanggapan pemimpin Rusia Vladimir Putin.
Selama pemberontakan, kelompok tentara bayaran Prigozhin menembak jatuh setidaknya dua helikopter dan membunuh sekitar 15 personel militer Rusia, yang banyak di antaranya adalah penerbang.
Yang lebih penting bagi Putin, pemberontakan Prigozhin, yang mencapai pinggiran Moskwa, mengungkap kerapuhan rezim yang dianggap stabil oleh banyak orang.
Baca juga: Taliban Larang 100 Wanita Terbang ke Dubai untuk Mendapat Beasiswa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.