Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Virdika Rizky Utama
Peneliti PARA Syndicate

Peneliti PARA Syndicate dan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik, Shanghai Jiao Tong University.

Indonesia dalam Dinamika Geopolitik China dan Jepang atas Okinawa

Kompas.com - 24/07/2023, 13:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Mempertahankan hubungan dekat dengan kedua negara, Indonesia mungkin menemukan dirinya dalam situasi yang menantang di mana Indonesia mungkin perlu condong ke satu sisi di atas sisi lainnya, sehingga merenggangkan hubungan diplomatiknya dan berpotensi mengganggu keamanan regional.

Indonesia selalu berusaha untuk menyeimbangkan hubungan dengan negara-negara besar, sekaligus memperjuangkan peran sentral ASEAN dalam diplomasi regional.

Oleh karena itu, kemungkinan meningkatnya ketegangan Tiongkok-Jepang tidak diragukan lagi akan menguji strategi yang telah berlangsung lama ini.

Selain itu, potensi penggunaan klaim historis oleh Tiongkok untuk menegaskan kedaulatan atas Okinawa dapat menciptakan preseden yang meresahkan, terutama dalam konteks sengketa Laut Tiongkok Selatan yang sedang berlangsung.

Meskipun Indonesia bukan penuntut langsung di perairan yang disengketakan ini, Indonesia telah menghadapi insiden dengan Tiongkok atas hak penangkapan ikan di sekitar Kepulauan Natuna.

Pengesahan klaim historis yang luas berpotensi membahayakan kedaulatan maritim Indonesia, dan menciptakan tantangan geopolitik bagi negara ini.

Secara ekonomi, masalah Okinawa dapat membawa implikasi yang signifikan bagi Indonesia. Baik Tiongkok maupun Jepang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.

Kedua negara ini merupakan mitra dagang utama Indonesia dan sumber investasi asing langsung yang penting.

Oleh karena itu, setiap gangguan terhadap stabilitas ekonomi kedua negara tersebut dapat berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Indonesia.

Untuk menghadapi tantangan-tantangan ini, Indonesia perlu menerapkan strategi multi-cabang. Salah satu aspek dari pendekatan ini adalah dengan memperkuat peran diplomatik aktifnya.

Sejalan dengan kebijakan luar negeri 'bebas aktif' dan peran sentralnya di ASEAN, Indonesia harus memfasilitasi dialog dan negosiasi damai antara Tiongkok dan Jepang.

Memanfaatkan platform seperti KTT Asia Timur atau ASEAN Plus Three dapat bermanfaat dalam mengadvokasi resolusi damai ini.

Sejalan dengan upaya diplomatik ini, Indonesia, sebagai anggota terbesar ASEAN, harus memperkuat sentralitas asosiasi dalam mengelola isu-isu regional.

Potensi perselisihan antara Tiongkok dan Jepang tidak boleh mengalahkan kepentingan strategis ASEAN dalam menjaga stabilitas dan perdamaian regional.

Sebagai bagian dari strategi ini, Indonesia juga harus memperkuat diplomasi hukumnya dengan mengadvokasi penggunaan hukum internasional dalam menyelesaikan sengketa teritorial, khususnya Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jelang Final Liga Champions dan Euro 2024, Spanyol Sita 11 Ton Kaus Sepak Bola Palsu

Jelang Final Liga Champions dan Euro 2024, Spanyol Sita 11 Ton Kaus Sepak Bola Palsu

Global
Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Global
Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Global
Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel, Biden: Sudah Waktunya Perang Gaza Berakhir

Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel, Biden: Sudah Waktunya Perang Gaza Berakhir

Global
[POPULER GLOBAL] Pertempuran Rafah Kian Sengit | Trump Divonis Bersalah

[POPULER GLOBAL] Pertempuran Rafah Kian Sengit | Trump Divonis Bersalah

Global
Mantan Jubir Iran Bergelar Doktor Calonkan Diri Maju Pilpres

Mantan Jubir Iran Bergelar Doktor Calonkan Diri Maju Pilpres

Global
Israel: Pertempuran di Gaza Utara Berakhir

Israel: Pertempuran di Gaza Utara Berakhir

Global
Panzerbike, Sepeda Motor Terberat di Dunia Bermesin Tank Soviet

Panzerbike, Sepeda Motor Terberat di Dunia Bermesin Tank Soviet

Global
75 Tentara yang Ditawan Rusia Dikembalikan ke Ukraina

75 Tentara yang Ditawan Rusia Dikembalikan ke Ukraina

Global
Influencer Ini Dikecam Usai Tinggalkan Orang yang Diberi Tantangan Lompat ke Danau dengan Imbalan Rp 325.000

Influencer Ini Dikecam Usai Tinggalkan Orang yang Diberi Tantangan Lompat ke Danau dengan Imbalan Rp 325.000

Global
Isi Surat Pemimpin Tertinggi Iran bagi Mahasiswa Pro-Palestina di AS

Isi Surat Pemimpin Tertinggi Iran bagi Mahasiswa Pro-Palestina di AS

Global
Ahli Geologi Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Mona Lisa Dilukis, di Mana?

Ahli Geologi Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Mona Lisa Dilukis, di Mana?

Global
Irak Eksekusi 8 Orang, Dihukum karena Terkait Terorisme

Irak Eksekusi 8 Orang, Dihukum karena Terkait Terorisme

Global
Indonesia Perlu Menghidupkan Diplomasi Preventif di Laut China Selatan

Indonesia Perlu Menghidupkan Diplomasi Preventif di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com