Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/03/2023, 06:53 WIB

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Inggris untuk tidak memberikan pasokan militer berupa amunisi penembus lapis baja yang mengandung depleted uranium (uranium terdeplesi) ke Ukraina.

"Inggris mengumumkan tidak hanya akan memasok tank ke Ukraina, tetapi juga selongsong dengan uranium terdeplesi. Jika ini terjadi, Rusia akan dipaksa untuk bereaksi," kata Putin kepada wartawan setelah menggelar pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping pada Selasa (21/2/2023).

Putin berkata demikian menanggapi pernyataan dari Menteri Pertahanan Inggris, Annabel Goldie, tentang rencana Inggris menyediakan aminumisi termasuk peluru penembus lapis baja yang mengandung depeleted uranium.

Baca juga: Rusia Balas ICC atas Surat Penangkapan Putin, Seret Jaksa ke Penyelidikan Kriminal

Annabel sendiri menyebut rencana itu ketika dirinya ditanya pada hari Senin (20/3/2023) tentang apakah amunisi yang saat ini dipasok Inggris ke Ukraina mengandung depleted uranium.

"Bersamaan dengan pemberian satu skuadron tank tempur utama Challenger 2 ke Ukraina, kami akan menyediakan amunisi termasuk peluru penembus lapis baja yang mengandung depleted uranium. Amunisi seperti itu sangat efektif dalam mengalahkan tank modern dan kendaraan lapis baja,” jawabnya.

Depleted uranium adalah produk sampingan dari proses pengayaan nuklir yang digunakan untuk membuat bahan bakar nuklir atau senjata nuklir. Ini sekitar 60 persen radioaktif seperti uranium alami.

Depleted uranium juga dapat membantu peluru dengan mudah menembus baja.

Tetapi, Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa menggambarkan depleted uranium sebagai logam berat yang beracun secara kimiawi dan radiologis.

Organisasi anti-nuklir CND juga mengutuk keputusan Inggris untuk mengirim amunisi mengandung depleted uranium.

Baca juga: Jutaan Dollar AS Terkumpul di London untuk Dukung ICC Adili Putin

Mereka menyebutnya sebagai bencana lingkungan dan kesehatan tambahan bagi mereka yang hidup melalui konflik karena debu beracun atau radioaktif dapat dilepaskan saat terkena dampak.

"CND telah berulang kali meminta pemerintah Inggris untuk segera melakukan moratorium penggunaan senjata depleted uranium dan untuk mendanai studi jangka panjang mengenai dampak kesehatan dan lingkungannya," kata sekretaris jenderal CND Kate Hudson, dikutip dari AFP.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amunisi mengandung depleted uranium tercatat telah digunakan dalam konflik di bekas Yugoslavia dan Irak, dan diduga menjadi penyebab "sindrom Perang Teluk", kumpulan gejala yang melemahkan yang diderita oleh para veteran perang 1990-91.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Thailand Sita 1 Ton Lebih Sabu yang akan Dikirim ke Australia

Thailand Sita 1 Ton Lebih Sabu yang akan Dikirim ke Australia

Global
Dalam Sebulan Rusia Telah 16 Kali Luncurkan Serangan Udara ke Kyiv

Dalam Sebulan Rusia Telah 16 Kali Luncurkan Serangan Udara ke Kyiv

Global
Malaysia Tahan Kapal China, Dicurigai Jarah Bangkai Kapal Perang Inggris

Malaysia Tahan Kapal China, Dicurigai Jarah Bangkai Kapal Perang Inggris

Global
Indonesia-Italia Mulai Produksi Kapal Selam Penyerang Teknologi AIP

Indonesia-Italia Mulai Produksi Kapal Selam Penyerang Teknologi AIP

Global
Belarus Jelaskan Alasan Penempatan Senjata Nuklir Taktis Rusia di Wilayahnya

Belarus Jelaskan Alasan Penempatan Senjata Nuklir Taktis Rusia di Wilayahnya

Global
Rangkuman Hari Ke-459 Serangan Rusia ke Ukraina: Kyiv Halau 54 Drone | Zelensky Puji Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-459 Serangan Rusia ke Ukraina: Kyiv Halau 54 Drone | Zelensky Puji Pertahanan Udara

Global
Korea Utara Beri Tahu Rencana Peluncuran Satelit, Jepang Siagakan Pertahanan Rudal

Korea Utara Beri Tahu Rencana Peluncuran Satelit, Jepang Siagakan Pertahanan Rudal

Global
Ibu Kota Ukraina Dihantam Serangan Udara Rusia Lagi Usai Halau Serbuan 50 Drone

Ibu Kota Ukraina Dihantam Serangan Udara Rusia Lagi Usai Halau Serbuan 50 Drone

Global
Pengaruh Pilpres Turkiye bagi Dunia

Pengaruh Pilpres Turkiye bagi Dunia

Global
Zelensky Puji Pertahanan Udara Ukraina karena Halau Serangan 50 Drone Rusia

Zelensky Puji Pertahanan Udara Ukraina karena Halau Serangan 50 Drone Rusia

Global
Kenapa Erdogan Bisa Menang Pilpres Turkiye Saat Negaranya Krisis?

Kenapa Erdogan Bisa Menang Pilpres Turkiye Saat Negaranya Krisis?

Global
Aktivitas Tak Biasa Terpantau di Hanggar Bandara Utama Korea Utara

Aktivitas Tak Biasa Terpantau di Hanggar Bandara Utama Korea Utara

Global
Kata-kata Erdogan Setelah Menang Tipis di Pilpres Turkiye 2023

Kata-kata Erdogan Setelah Menang Tipis di Pilpres Turkiye 2023

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Nuklir Rusia di Belarus | Hasil Pemilu Thailand

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Nuklir Rusia di Belarus | Hasil Pemilu Thailand

Global
Erdogan Menang Pilpres Turkiye, Jadi Presiden 3 Periode, Janjikan Persatuan

Erdogan Menang Pilpres Turkiye, Jadi Presiden 3 Periode, Janjikan Persatuan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+