Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

G20 India: Rusia Terus Konfrontir Barat, Klaim Dapat Dukungan China

Kompas.com - 03/03/2023, 16:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

NEW DELHI, KOMPAS.com - Rusia menuduh barat melakukan pemerasan dan ancaman.

Rusia juga mengeklaim mendapat dukungan China untuk posisinya pada pertemuan para menteri luar negeri G20 di India, yang didominasi pembahasan perang di Ukraina.

Acara bubar tanpa komunike bersama, hanya ringkasan pertemuan yang disiapkan oleh tuan rumah, India.

Baca juga: Kesepakatan Minyak Jerman-Kazakhstan Untungkan Rusia

Dilansir dari Guardian, di sela-sela pertemuan, di Delhi, menteri luar negeri AS Antony Blinken , berbicara singkat dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, untuk memberitahunya bahwa AS tidak akan mundur dalam mendukung Ukraina.

Tidak ada pihak yang menggambarkan pertemuan 10 menit itu, yang jadi pertemuan langsung pertama antara kedua pria sejak Juni 2022, sebagai pembicaraan.

Blinken juga mendesak Moskwa untuk mempertimbangkan kembali keputusannya untuk menangguhkan partisipasi dalam Start Treaty dan membebaskan Paul Whelan, seorang Amerika yang dihukum di Rusia karena spionase.

Setelah pertemuan antara Lavrov dan delegasi China, kementerian luar negeri Rusia mengeluarkan pernyataan khusus.

“Penolakan dengan suara bulat diungkapkan atas upaya untuk mencampuri urusan dalam negeri negara lain, untuk memaksakan pendekatan sepihak melalui pemerasan dan ancaman, dan untuk menentang demokratisasi hubungan internasional," ujarnya.

Rusia tampaknya mengeklaim bahwa Blinken menekan delegasi di G20 untuk mengutuk invasi ke Ukraina, atau mendukung sanksi terhadap China jika Beijing memutuskan untuk mempersenjatai Moskwa.

Blinken mengatakan pada pertemuan G20 bahwa dia terus meminta Rusia untuk mengakhiri perang agresinya dan menarik diri dari Ukraina demi perdamaian internasional dan stabilitas ekonomi.

Baca juga: Bakhmut Diserang Rusia Bertubi-tubi, Pasukan Ukraina Masih Bertahan dan Gali Parit

Dia juga mendesak China untuk tidak memasok senjata ke Rusia:

“China tidak dapat secara terbuka menampilkan dirinya sebagai kekuatan perdamaian sementara, dengan satu atau lain cara, terus mengipasi api yang dinyalakan oleh Vladimir Putin,” ujarnya.

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, juga meminta China untuk tidak mengambil langkah seperti itu.

“Pesan saya ke Beijing jelas: gunakan pengaruh Anda di Moskwa untuk mendesak penarikan pasukan Rusia. Dan jangan berikan senjata apa pun kepada agresor, Rusia,” ujarnya pada parlemen Jerman.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-372 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan di Perbatasan, Rudal Moskwa Hantam Apartemen

China telah berulang kali membantah anggapan bahwa mungkin mereka mempersenjatai Rusia, tetapi pemerintah AS baru-baru ini mengatakan bahwa kerja sama antara China dan Rusia mungkin akan segera mencakup penyediaan senjata.

Upaya India untuk mengalihkan masalah Ukraina dari agenda sebagian besar gagal, karena politisi barat menggunakan kehadiran Lavrov di konferensi untuk menuntut Rusia segera mengakhiri perang selama setahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Global
Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com