Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Hari Ke-371 Serangan Rusia ke Ukraina: Kyiv Selamat dari Teror Musim Dingin, Bakhmut Masih Bertahan

Kompas.com - 02/03/2023, 07:43 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KOMPAS.com - Perang Rusia-Ukraina memasuki hari ke-371 pada Rabu (1/3/2023), yang ditandai dengan Amerika Serikat mencap pemimpin Grup Wagner sebagai penjahat perang.

Sementara itu di medan perang, Kota Bakhmut di Ukraina timur masih bertahan dan tak kunjung jatuh meski diserang Rusia tanpa henti.

Pada hari itu juga, Ukraina menyatakan selamat dari teror musim dingin paling sulit selama berbulan-bulan.

Baca juga: Cerita WNI di Ukraina Alami Setahun Invasi Rusia: Pingit Suami, Lawan Fitnah Netizen

Rangkuman perang Rusia-Ukraina terkini dapat Anda baca di bawah ini.

1. Rusia serang Bakhmut tanpa henti

Pasukan Rusia dilaporkan melancarkan serangan tanpa henti di Kota Bakhmut, Ukraina timur, pada Rabu (1/3/2023).

Bakhmut adalah kota yang menjadi titik fokus serangan Rusia dalam beberapa bulan terakhir. Kota tersebut semakin dikepung pasukan Rusia, tapi belum jatuh juga.

“Musuh terus maju ke arah Bakhmut. Mereka tidak berhenti menyerbu kota Bakhmut,” kata militer Ukraina dalam briefing Rabu pagi.

Baca selengkapnya di sini.

2. Finlandia bangun pagar kawat berduri di perbatasan

Finlandia mulai membangun pagar kawat berduri sesuai rencana di perbatasan dengan Rusia sepanjang 200 kilometer (km).

Penjaga perbatasan Finlandia mengatakan, Helsinki khawatir Moskwa dapat memanfaatkan arus migran di perbatasan untuk tujuan politik.

Medan proyek dikerjakan mulai Selasa (28/2/2023) dengan pembukaan hutan, dan akan dilanjutkan sedemikian rupa sehingga pembangunan jalan dan pemasangan pagar dapat dimulai pada Maret, kata Penjaga Perbatasan Finlandia, dikutip dari kantor berita AFP.

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga:

3. Ukraina selamat dari musim dingin paling sulit

Kyiv pada Rabu (1/3/2023) mengatakan, Ukraina selamat dari serangan Rusia pada infrastruktur penting sepanjang musim dingin selama berbulan-bulan.

Sejak Oktober 2022, Rusia menghancurkan fasilitas energi utama di Ukraina dengan rudal dan drone, sehingga mengganggu pasokan air, pemanas, dan listrik ke jutaan orang.

"Pada 1 Maret 2023, (Presiden Rusia Vladimir) Putin menderita kekalahan besar kelimanya sejak invasi besar-besaran. Ukraina mengalahkan teror musim dinginnya," kata Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba.

"Kami selamat dari musim dingin yang paling sulit dalam sejarah kami. Saat itu dingin dan gelap, tetapi kami tidak bisa dihancurkan."

4. AS cap Yevgeny Prigozhin sebagai penjahat perang

Kepala kehakiman Amerika Serikat pada Rabu (1/3/2023) mencap Yevgeny Prigozhin, kepala pasukan tentara bayaran Rusia Wagner yang berperang di Ukraina, sebagai penjahat perang.

Jaksa Agung Merrick Garland di sidang Senat menyampaikan, Kementerian Kehakiman AS membantu Ukraina menyelidiki kejahatan perang yang diduga dilakukan sejak invasi Rusia, termasuk oleh kelompok militer semi-swasta Wagner.

"Tuan Prigozhin, yang menjalankan hal ini, dalam pandangan saya adalah penjahat perang," kata Garland di persidangan.

"Mungkin tidak pantas bagi saya untuk mengatakannya sebagai hakim sebelum mendapatkan semua bukti. Tapi saya pikir kita memiliki lebih dari cukup bukti saat ini untuk saya merasa seperti itu.

"Kelompok itu, yang bertanggung jawab atas serangan terhadap warga Ukraina di Donbass, termasuk membawa tahanan dari kamp penjara Rusia, sungguh tak terduga apa yang mereka lakukan," lanjutnya.

Baca juga: Profil Grup Wagner, Tentara Bayaran Kejam yang Dikerahkan Rusia ke Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Global
Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com