MINSK, KOMPAS.com – Muncul laporan yang menyebutkan serangan terhadap pesawat mata-mata Rusia A-50U di Pangkalan Udara Machulishchy di Belarus.
Dilansir dari Newsweek, Senin (27/2/2023), pesawat tersebut diserang oleh drone yang diklaim dilancarkan aktivis anti-pemerintah Belarus, BYPOL.
Pesawat mata-mata Rusia yang konon bernilai ratusan juta dollar AS tersebut dilaporkan hancur setelah diserang pada Minggu (26/2/2023).
Baca juga: Pesawat Rusia Diserang dan Hancur di Belarus
Sementara itu, sebuah kelompok pemantau, Hajun, mengetwit bahwa pesawat Rusia senilai 300 juta dollar AS tersebut tiba di Belarus pada 3 Januari dan sudah melakukan 12 penerbangan dalam 54 hari.
Laporan tersebut belum dikonfirmasi. Namun, jika benar terjadi, itu akan menjadi kerugian besar bagi Angkatan Udara Rusia.
Selain itu, kerusakan pesawat mata-mata A-50U jika benar terjadi akan menjadi tanda perkembangan baru bagi perang yang masih bekecamuk di Ukraina yang telah berlangsung lebih dari setahun.
Baca juga: Belarus Punya Potensi 1,5 Juta Komponen Cadangan, Bisa Dikerahkan Jika Perang
A-50U adalah pesawat pengintai yang dapat memantau target udara pada jarak hingga 643 km dan target darat sekitar 289 mil.
The National Interest melaporkan, A-50U dapat melacak sekitar 300 target darat atau 40 udara secara bersamaan.
Dengan daya jangkau 997 km, A-50U dapat mengontrol hingga 10 pesawat tempur, baik untuk misi pencegatan udara ke udara atau serangan darat.
Baca juga: Pasukan Belarus Siap Tempur di Perbatasan Uni Eropa dan Ukraina
Sementara itu, pada Selasa (28/2/2023), seorang pejabat Belarus merespons terkait serangan drone yang merusak pesawat mata-mata Rusia
Dilansir dari Reuters, pejabat tersebut menegaskan bahwa kabar mengenai hal tersebut adalah berita bohong.
Newsweek melaporkan, sebelum insiden ini, sudah terjadi beberapa aksi sabotase lain di Belarus, termasuk serangan drone di pangkalan Unit Penegakan Hukum (OMON) pada 2021.
Baca juga: Belarus Mau Berperang Bersama Rusia di Ukraina, Asalkan...
Seorang jurnalis Belarus, Hanna Liubakova, menyampaikan bahwa insiden terbaru yang menargetkan pesawat Rusia tersebut akan mendorong aksi sabotase lainnya.
Meski demikian, belum pasti apakah serangan lainnya berupa serangan drone mengingat otoritas Belarus kemungkinan akan meningkatkan langkah-langkah keamanan.
“Jelas bahwa meski ada represi, orang-orang melakukan pelawanan,” kata Liubakova kepada Newsweek.
Dia menambahkan, selain menimbulkan ancaman langsung terhadap objek militer Rusia di Belarus, serangan semacam itu memicu kekhawatiran terhadap rezim saat ini karena timbul rasa tidak aman.
Baca juga: Memanas, Polandia Tutup Penyeberangan Perbatasan ke Belarus
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.