Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Gempa Turkiye dan Suriah, 21.051 Orang Tewas, PBB: Ini Momen Persatuan

Kompas.com - 10/02/2023, 11:37 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

ISTANBUL, KOMPAS.com - Gempa Turkiye dan Suriah membawa jumlah korban tewas yang terus bertambah.

Terakhir, angkanya dilaporkan telah mencapai 21.000 lebih di kedua negara yang saling berbatasan tersebut.

Dalam pernyataan terbarunya, Wakil Presiden Turkiye Fuat Oktay, mengatakan sedikitnya 17.674 orang tewas akibat gempa dahsyat yang mengguncang pada Senin (6/2/2023) dini hari itu di negaranya.

Baca juga: Di Tengah Perang, Ukraina Turut Kirim Tim SAR ke Turkiye, Berharap Tak Bertemu Tim Rusia

Sedangkan jumlah korban luka-luka telah mencapai 72.879 orang.

Sementara itu, di Suriah, laporan media pemerintah dan organisasi pertahanan sipil White Helmets mengungkap jumlah korban tewas akibat gempa bertambah menjadi sebanyak 3.377 orang.

Angka tersebut terdiri atas sedikitnya 2.030 orang di wilayah yang dikuasai pemberontak, tepatnya di Suriah bagian barat laut, dan 1.347 orang tewas di wilayah-wilayah yang dikuasai pemerintah.

Sedangkan jumlah korban luka akibat gempa di Suriah dilaporkan mencapai 5.245 orang, terdiri dari 2.295 orang di wilayah yang dikuasai pemerintah dan 2.950 orang di area yang dikuasai pemberontak.

Dengan begitu, sebagaimana diberitakan AFP pada Jumat (10/2/2023), total sudah ada 21.051 orang yang tewas dan 78.124 orang yang terluka akibat gempa bumi bermagnitudo 7,8 di Turkiye dan Suriah.

Para ahli khawatir jumlahnya akan terus meningkat tajam mengingat proses evakuasi korban masih dilanjutkan.

Baca juga: Korban Tewas Gempa Turkiye-Suriah Capai 20.000 Jiwa, Harapan Pencarian Memudar

PBB: ini momen persatuan

Atas bencana gempa bumi dahsyat itu, bantuan internasional terus berdatangan ke Turkiye dan Suriah.

Di Suriah, bantuan juga dilaporkan telah mencapai wilayah yang dikuasai pemberontak.

"Konvoi bantuan telah melintasi perbatasan Turkiye ke Suriah barat laut yang dikuasai pemberontak pada Kamis (9/2/2023), pengiriman pertama ke daerah itu sejak gempa," kata seorang pejabat di penyeberangan Bab al-Hawa kepada AFP.

Penyeberangan langsung dari Turkiye adalah satu-satunya cara bantuan PBB dapat menjangkau warga sipil di Suriah tanpa melalui wilayah yang dikuasai oleh pasukan pemerintah.

Perang saudara selama satu dekade dan pengeboman udara Suriah-Rusia telah menghancurkan rumah sakit, meruntuhkan ekonomi, dan menyebabkan kekurangan listrik, bahan bakar, dan air.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sendiri telah mendesak Dewan Keamanan untuk mengesahkan pembukaan titik bantuan kemanusiaan lintas batas baru antara Turkiye dan Suriah.

Baca juga: UPDATE Gempa Turkiye: Korban Tewas 19.300 Jiwa, Prediksi Bisa Lampaui 45.000

Sebanyak 4 juta orang yang tinggal di wilayah yang dikuasai pemberontak harus mengandalkan penyeberangan Bab al-Hawa sebagai bagian dari operasi bantuan yang disahkan oleh Dewan Keamanan PBB hampir satu dekade lalu.

"Ini adalah momen persatuan, bukan momen untuk mempolitisasi atau memecah belah, tetapi jelas bahwa kami membutuhkan dukungan besar-besaran," kata Guterres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com