MANILA, KOMPAS.com – Upaya Filipina dalam memberantas narkoba di bawah Presiden Ferdinand Marcos Jr terhambat oleh keterlibatan sejumlah perwira tinggi polisi dalam perdagangan narkoba.
Hal tersebut disampaikan Menteri Dalam Negeri Filipina Benjamin Abalos pada Rabu (4/1/2023), sebagaimana dilansir Reuters.
Dalam enam bulan terakhir, Kepolisian Filipina telah menyita methamphetamine dengan nilai mencapai 10 miliar peso (Rp 2,7 triliun).
Baca juga: Listrik Padam Paksa Filipina Tunda Ratusan Penerbangan dan Tutup Wilayah Udara
Pada Oktober, pihak berwenang berhasil menyita 990 Kilogram (Kg) methamphetamine dengan perkiraan nilai jalanannya mencapai 6,7 miliar peso (Rp 1,8 triliun).
Abalos mengimbau agar para perwira kepolisian yang berpangkat kolonel hingga jenderal yang dicurigai terlibat perdagangan narkoba untuk mengundurkan diri.
Hal itu, lanjut Abalos, dimaksudkan mengembalikan kepercayaan publik terhadap operasi anti-narkoba yang berlangsung.
“Ini salah satu cara membersihkan barisan kita. Mari kita mulai dari awal,” kata Abalos dalam konferensi pers.
Baca juga: Filipina Perintahkan Militer Perkuat Kehadiran, Pantau Aktivitas Beijing di Laut China Selatan
Abalos menuturkan, meski hanya beberapa perwira yang diyakini berperan dalam perdagangan narkoba, mereka memegang jabatan yang penting.
Namun, Abalos tidak memberikan lebih lanjut.
Dilansir dari Reuters, ada sekitar 300 polisi yang berpangkat kolonel hingga jenderal di Kepolisian Filipina yang berkekuatan 227.000 orang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.