Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Khawatirkan Gelombang Baru Covid-19 di China

Kompas.com - 20/12/2022, 17:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

 

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pejabat dan pakar kesehatan global di luar China khawatir menyaksikan lonjakan kasus Covid-19 lagi di negara itu.

Mereka khawatir negara berpenduduk 1,4 miliar orang itu tidak melakukan vaksinasi secara memadai.

Di samping itu, para pejabat dan pakar kesehatan global cemas China mungkin tidak memiliki alat perawatan kesehatan untuk mengobati penyakit yang diperkirakan akan membunuh lebih dari sejuta orang hingga 2023 tersebut.

Baca juga: AS: Korban Covid-19 China Setelah Pelonggaran Jadi Perhatian Dunia

Beberapa pejabat AS dan Eropa pun berjuang untuk mencari tahu bagaimana cara mereka dapat membantu mengurangi krisis yang dikhawatirkan akan merugikan ekonomi global, semakin membatasi rantai pasokan perusahaan, dan menelurkan varian baru virus corona di kemudian hari di China.

"Kami telah menegaskan bahwa kami siap membantu dengan cara apa pun yang dianggap dapat diterima," kata Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby pada Selasa (20/12/2022).

Dikutip dari Reuters, pakar kesehatan dari negara-negara di luar China mengatakan, persiapan awal sistem perawatan kesehatan, pengumpulan dan penyebarluasan data yang akurat, serta komunikasi terbuka semuanya penting untuk memerangi infeksi massal virus corona di "Negeri Tirai Bambu".

Mereka melihat, banyak dari elemen tersebut tampaknya kurang terwujud di China.

Baca juga: China Longgarkan Aturan Covid-19, Warga Panic Buying

Presiden Xi Jinping telah lama menegaskan bahwa sistem satu partai di negara itu paling cocok untuk menangani penyakit ini, dan bahwa vaksin China lebih unggul daripada vaksin barat, meskipun ada bukti yang bertentangan.

Sejumlah negara disebut kini dalam posisi yang sulit secara diplomatis ketika ingin membantu China. 

“Nasionalisme vaksin China sangat terkait dengan kebanggaan Xi, dan menerima bantuan Barat tidak hanya akan mempermalukan Xi, tetapi juga akan mematahkan narasinya yang sering dipropagandakan bahwa model pemerintahan China lebih unggul,” kata Craig Singleton, wakil direktur program China di Yayasan Pembela Demokrasi.

Pejabat Eropa dan AS dilaporkan telah melakukan pembicaraan di belakang layar dengan hati-hati dengan pejabat China.

Mereka sambil mengeluarkan pernyataan publik dengan kata-kata yang sengaja dimaksudkan untuk memperjelas bahwa "bola" ada di pengadilan China.

Pekan lalu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan, pejabat Amerika Serikat dan China telah membahas cara menangani Covid-19 pada awal bulan ini dalam pembicaraan di Beijing untuk mempersiapkan kunjungan Menteri Luar Negeri Antony Blinken awal tahun depan

Namun, dia menolak memberikan rincian informasi lebih lanjut soal pertemuan itu. 

Baca juga: Kota Besar di China Izinkan Warga dengan Gejala Covid Ringan Bekerja Normal

Barat sendiri disebut telah mempertimbangkan pemberian vaksin mRNA BioNTech yang dirancang untuk menargetkan varian virus corona terkait Omicron yang saat ini beredar ke China. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jelang Final Liga Champions dan Euro 2024, Spanyol Sita 11 Ton Kaus Sepak Bola Palsu

Jelang Final Liga Champions dan Euro 2024, Spanyol Sita 11 Ton Kaus Sepak Bola Palsu

Global
Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Global
Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Global
Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel, Biden: Sudah Waktunya Perang Gaza Berakhir

Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel, Biden: Sudah Waktunya Perang Gaza Berakhir

Global
[POPULER GLOBAL] Pertempuran Rafah Kian Sengit | Trump Divonis Bersalah

[POPULER GLOBAL] Pertempuran Rafah Kian Sengit | Trump Divonis Bersalah

Global
Mantan Jubir Iran Bergelar Doktor Calonkan Diri Maju Pilpres

Mantan Jubir Iran Bergelar Doktor Calonkan Diri Maju Pilpres

Global
Israel: Pertempuran di Gaza Utara Berakhir

Israel: Pertempuran di Gaza Utara Berakhir

Global
Panzerbike, Sepeda Motor Terberat di Dunia Bermesin Tank Soviet

Panzerbike, Sepeda Motor Terberat di Dunia Bermesin Tank Soviet

Global
75 Tentara yang Ditawan Rusia Dikembalikan ke Ukraina

75 Tentara yang Ditawan Rusia Dikembalikan ke Ukraina

Global
Influencer Ini Dikecam Usai Tinggalkan Orang yang Diberi Tantangan Lompat ke Danau dengan Imbalan Rp 325.000

Influencer Ini Dikecam Usai Tinggalkan Orang yang Diberi Tantangan Lompat ke Danau dengan Imbalan Rp 325.000

Global
Isi Surat Pemimpin Tertinggi Iran bagi Mahasiswa Pro-Palestina di AS

Isi Surat Pemimpin Tertinggi Iran bagi Mahasiswa Pro-Palestina di AS

Global
Ahli Geologi Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Mona Lisa Dilukis, di Mana?

Ahli Geologi Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Mona Lisa Dilukis, di Mana?

Global
Irak Eksekusi 8 Orang, Dihukum karena Terkait Terorisme

Irak Eksekusi 8 Orang, Dihukum karena Terkait Terorisme

Global
Indonesia Perlu Menghidupkan Diplomasi Preventif di Laut China Selatan

Indonesia Perlu Menghidupkan Diplomasi Preventif di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com