Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Tuding AS Dorong Militerisasi Asia Tenggara, Ini yang Dikatakan Lavrov

Kompas.com - 13/11/2022, 18:14 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

BALI, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Minggu (13/11/2022), mengatakan Barat memiliterisasi Asia Tenggara dalam upaya untuk menahan kepentingan Rusia dan China.

Dia menyiapkan panggung untuk konfrontasi antara Rusia dan para pemimpin Barat pada KTT G20 di Bali.

Lavrov akan memimpin delegasi Rusia ke KTT G20 yang akan menjadi pertemuan pertama perwakilan Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Baca juga: Anggota Parlemen Ukraina Kira Rudik Sebut Syarat Damai dengan Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya dilaporkan tak bisa hadir langsung dalam KTT G20 di Bali.

Berbicara dalam konferensi pers pada akhir KTT ASEAN di Phnom Penh, Lavrov marah kepada Amerika Serikat (AS) atas tindakannya di kawasan itu, yang dilihat oleh Rusia dan Barat sebagai medan pertempuran geopolitik strategis yang potensial dalam beberapa dekade mendatang.

"Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya sedang berusaha menguasai ruang ini," kata Lavrov kepada wartawan, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Dia mengatakan strategi Indo-Pasifik Joe Biden adalah upaya untuk melewati "struktur inklusif" untuk kerja sama regional dan akan melibatkan militerisasi kawasan itu dengan fokus yang jelas untuk menahan China, dan menahan kepentingan Rusia di Asia-Pasifik.

Biden sebelumnya mengatakan kepada para pemimpin Asia Tenggara bahwa AS berkomitmen untuk membangun "Indo Pasifik yang bebas dan terbuka, stabil dan makmur, serta tangguh dan aman" saat dia menguraikan Kemitraan Strategis Komprehensif antara Amerika Serikat dan ASEAN.

Baca juga:

Baik AS maupun Rusia bukanlah anggota ASEAN, tetapi beberapa pemimpin dunia menghadiri pembicaraan menjelang KTT G20 minggu depan di Bali.

Rusia telah berusaha untuk membina hubungan ekonomi, politik, dan keamanan yang lebih dekat dengan Asia sejak Barat memukul Rusia dengan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina.

Putin menggambarkan Rusia dan China sebagai pemimpin pemberontakan global melawan dominasi global pasca-Soviet Amerika Serikat dan Barat. AS menempatkan China dan Rusia sebagai dua ancaman global utama.

Baca juga: Ukraina: Barat Menuju Kemenangan Bersama atas Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com