"Hanya ketika pasukan Rusia di front lain sangat lelah, sehingga mereka hampir tidak dapat mempertahankan pertahanan, Kremlin akan memberikan perintah untuk menyerang, untuk menahan serangan pasukan Ukraina," ucap Kirichevsky.
Namun, Kirichevsky ragu Rusia mampu mengumpulkan pasukan yang cukup untuk mengerahkan serangan lebih lanjut dari utara.
Dia mengatakan ada perbandingan jitu yang harus dibuat dengan upaya Rusia untuk membentuk korps pertempuran ketiga, yang seharusnya siap untuk pertempuran pada pertengahan Agustus. Namun, korps siap untuk pertempuran pada September, dan tetap dalam keadaan tidak lengkap.
"Mereka belum siap, jadi tentara Ukraina menyerbu mereka, terutama di Kharkiv," kata sang pakar.
Baca juga: Belarus Bela Sekutunya: Jangan Pojokkan Rusia, Dia Punya Nuklir
Letnan Jenderal Sergei Naev dari Ukraina menjelaskan keberhasilan Rusia di Ukraina utara pada awal perang. Menurut dia, mayoritas pasukan Ukraina yang ada dikerahkan untuk konflik Donbas, dan selama masa damai, unit-unit di perbatasan Belarus tidak memiliki anggota yang cukup untuk menahan serangan skala penuh.
Faktor lain adalah insiden yang terjadi hanya dua hari sebelum invasi, ketika Menteri Pertahanan Belarus Victor Khrenin memberikan pernyataan sebagai perwira kepada mitranya dari Ukraina, Alexei Renikov, bahwa tidak akan ada serangan dari Belarus.
Pesan itu ternyata hanya omong kosong. Reznikov sendiri mengakui hal ini, dalam sebuah wawancara dengan Washington Post.
Jenderal Naev mengatakan Ukraina sekarang siap menghadapi serangan dari Belarus. "Pasukan yang dikerahkan di Belarus akan meningkatkan kesiapan kami. Komando Ukraina akan membangun pasukan dan material kami sendiri," jelasnya.
Pihak berwenang di wilayah yang berbatasan dengan Belarus juga membahas kesiapan tempur.
Vitaly Koval, pemimpin administrasi sipil-militer di wilayah Rivne Ukraina, yang berbatasan dengan Belarus sepanjang 218 kilometer, mengatakan kepada BBC Ukraina bahwa pekerjaan untuk memperkuat pertahanan di perbatasan sudah dimulai tujuh bulan lalu.
Menurut Koval, invasi dari utara tidak akan mudah. "Empat puluh persen wilayah kami ditutupi oleh hutan. Dan ada hutan dan rawa yang tidak bisa ditembus di wilayah utara, di perbatasan Belarus. Belum lagi 170 sungai. Ini adalah penghalang alami. Jembatan di atas sungai dapat diblokir dengan banyak cara untuk menghalangi gerakan musuh."
"Anda harus mengorbankan diri sendiri untuk berperang dengan kami, melintasi perbatasan Belarus-Ukraina," tambahnya.
Baca juga: Belarus Umumkan Pengerahan Pasukan Militer Gabungan dengan Rusia, Tuduh Ukraina Rencanakan Serangan
Pada akhir tahun lalu, ada 17.000 tentara di pasukan darat Belarus, sebagian besar adalah wajib militer.
Tentara Belarus memiliki kendaraan lapis baja dan pesawat militer, dan menurut Ivan Kirichevsky, serangan Belarus berpotensi menimbulkan kerusakan nyata.
Namun, pasukannya tidak memiliki pengalaman tempur.
Pejabat Belarus, termasuk Lukashenko sendiri, berulang kali menyatakan keengganan mereka untuk menyerang Ukraina. Namun, mengingat kata-kata Khrenin sejak 22 Februari, janji-janji seperti itu hampir tidak menjamin.